Album pertama adalah karya sarat sejarah bagi penciptanya. Album Matraman dari The Upstairs lebih dari itu. Dikeluarkan pertama kali pada 2004, album itu menarik perhatian. Pentas seni sekolah rebutan memanggungkan mereka. Akhir pekan lalu, grup musik itu membangkitkan kenangan tersebut.
The Upstairs merayakan ulang tahun ke-12 untuk album Matraman di Kafe Carburators Spring di daerah Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu (26/3) lalu. Tidak kurang dari 1.200 pengunjung berusia akhir 20-an hingga 30-an mendatanginya. The Upstairs juga mengedarkan ulang CD album tersebut, yang belakangan sempat susah dicari.
Jimi Multhazam, vokalis dan penggagas band, memulai pentas dengan rangkaian lagu "Anarki", "Apakah Aku Berada di Mars atau Mereka Mengundang Orang Mars", dan "Modern Bob" dari album itu. Penonton kegirangan sekaligus kegerahan. Mereka berdisko sejak lagu awal hingga akhir lewat tengah malam. Meriah sekali.
"Matraman adalah album rekaman pertama yang dibuat sesuai dengan kemauan," kata Jimi mengenang. Mereka memproduksi sendiri album itu. Mereka menganggap peluncuran ulang album adalah bentuk pendokumentasian karya. "Yang bisa melestarikan dan memberdayakan karya musik adalah musisinya sendiri," lanjut Jimi.
The Upstairs adalah nyawa baru bagi warna musik new wave yang berkembang pada tahun 1980-an. Pada era milenium baru, jenis musik yang menggoda untuk berjoget ini berkumandang kembali lewat album Matraman. Karena rajin pentas di acara seni sekolah, mereka meraup penggemar anak-anak sekolah, yang lantas disebut sebagai "modern darlings". "Disko Darurat" dan "Dansa Akhir Pekan" adalah lagu wajib mereka kala itu.
Jimi membentuk band itu bersama gitaris Kubil Idris pada 2001 di Jakarta. Hingga kini mereka telah menghasilkan empat album penuh dan berencana membuat album baru dengan susunan personel baru.