Sedang menunaikan tanggungjawab sebagai cameraperson di daerah Banjarnegara, nggak lantas bikin Agung Pribadi urung buat HAI ajak ngobrol hari Jumat (04/03) lalu. Selama kurang lebih satu setengah jam bercakap-cakap lewat telepon, Agung banyak bercerita dan membeberkan lika-liku kehidupan kerjaannya sebagai cameraperson, yang dulu lebih dikenal sebagai cameraman, atau juru kamera.
“Fungsi seorang campers (cameraperson, RED) sebenarnya bukan merekam gambar aja. Tapi lebih kayak director atau sutradara film.” buka lelaki sudah sangat lama menyelami profesi ini.
Pasalnya menurut Agung, seorang campers juga dituntut untuk tau cerita seperti apa yang mau ditampilkan lewat rekaman gambar. Istilahnya, profesi ini tuh lebih menuntut mereka untuk menerjemahkan cerita dengan tampilan visual. Persis semacam sutradara.
Sebagai campers di salah satu stasiun televisi, Agung kerap harus berhadapan dengan dua macam tipe peliputan, liputan singkat dan liputan panjang.
“Kalau liputan harian, kayak bikin berita pendek gitu, biasanya dikasih kabar dari kantor, kita dipasangkan dengan reporter untuk pergi ke mana. Nah, kita diskusi nih dari awal, komunikasi sama reporternya, cerita apa yang mau diangkat. Jadi nggak asal ngambil gambar. Maka, kita pun harus tau juga isu-isunya, orang-orangnya yang mana aja.” jelas pria kelahiran 1974 ini.
Beda halnya dengan liputan singkat, liputan panjang justru membahas hal-hal yang jauh lebih mendalam. Campers akan diutus ke suatu tempat peliputan dan mereka biasanya udah tau harus mengangkat cerita apa di sana. Nantinya, video akan dipecah ke dalam beberapa segmen yang harus membentuk sekuens cerita. Mengingat hasil liputan panjang yang bakal berdurasi cukup lama, maka tantangan setiap campers adalah, harus menyajikan visual yang sanggup bikin orang betah berlama-lama nontonin. Nah!
Untuk hasil liputan, campers nggak langsung mengolahnya menjadi siap siar. Ada pihak lain yang bertugas mengedit dalam beberapa tahap, baru hasil liputan itu bisa ditayangkan. Dan kembali ke kebutuhan setiap program TV yang berbeda-beda, kadang-kadang campers yang dikirim untuk sebuah peliputan pun bisa lebih dari satu orang.
Lanjut, pemahaman penggunaan alat rekam juga menurut Agung, harus sangat dikuasai oleh seorang campers. Hal ini akan sangat berguna ketika kita dihadapkan pada berbagai situasi peliputan.
“Kita harus siapin tools yang sesuai sama lapangan. Kalau harus bawa tangga ya bawa tangga, kalau main air, ya bawa toolsnya beda lagi.” jelas lelaki yang pernah beberapa kali salah bawa kamera pas liputan ini. Hehe…
Ngomongin soal liputan, campers ini jadi salah satu profesi yang bisa bawa kita berkelana ke mana-mana, sob. Bisa liputan dari Aceh hingga Papua, atau luar negeri!
Apakah kalian berminat dengan profesi ini?