Patricia Yora: Masuk Sekolah yang Cowok Banget

Rabu, 16 Maret 2016 | 12:15
Hai Online

Patricia Yora si pilot cewek dari Kota Bogor

Siapa bilang cewek nggak bisa jadi pilot? Patricia Yora bisa membuktikannya. Bahkan meski mengaku bertubuh kecil, kemampuan cewek kelahiran7 November 1991 ini nggak kalah jago dari pilot-pilot cowok. Coba tanya jam terbang pilot cantik ini, kamu bakal melongo. Apalagi kalau dengar langsung kisah perjuangan Yora saat masuk sekolah pilot yang katanya cowok banget itu! Aduh makin kagum aja nih, kita dibuatnya!

Memang, diakui banyak cewek kalau profesi pilot memang lebih identik sebagai profesi buat cowok. Menurut survei majalah cewek kaWanku beberapa bulan lalu, dari 150 cewek di Jabodetabek, hanya 6% cewek berpendapat kalau profesi pilot cocok untuk cewek, sementara 58% cewek berpikir cowok yang cocok jadi pilot. Pada kenyataannya, saat ini di Indonesia makin banyak cewek yang berprofesi sebagai pilot. Salah satunya adalah Patricia Yora. Cewek asal Bogor ini telah bekerja di Garuda Indonesia sebagai pilot pesawat Airbus 330, yaitu pesawat terbang berkapasitas besar, berbadan lebar dengan mesin ganda. Yora bertugas menerbangkannya ke kawasan Asia Pasifik: Australia, Jepang, Korea, Arab Saudi, Tiongkok, Thailand, Singapura, Malaysia dan Surabaya, Denpasar, Makassar dan Balikpapan untuk domestik. Yora sudah menjadi pilot atau tepatnya kopilot, sejak lulus sekolah pilot Aero Flyer Institute, di Tangerang pada tahun 2011 lalu. Saat itu Yora langsung bekerja di Batavia Air sebagai pilot Airbus 320 karena memang mendapatkan beasiswa sekolah pilot dari Batavia Air. Baca: Ada Lho Beasiswa Pilot! Namun tahun 2012 ketika Batavia gulung tikar, Yora ditarik oleh Mandala Air. Yora akhirnya berlabuh di Garuda Indonesia pada tahun 2014. Saat ini Yora sudah mengantongi hampir 2000 jam terbang. Wih! Hanya saja Garuda Indonesia nggak menghitung jam terbang yang sudah dia kumpulkan dari dua maskapai sebelumnya, sehingga Yora masih menggunakan garis dua di seragam. Dia terhitung baru mengumpulkan sekitar 800 jam terbang di Garuda Indonesia, fyi umumnya jam terbang di atas 1500 mendapat 3 garis. “Saat aku memilih jadi pilot, semua orang bilang enggak mungkin. ‘Lihat badan, kamu, kamu tuh kecil’, ini itu segala macam. Tapi ya, percaya diri aja. Jangan menjadikan apa yang orang lain bilang kita enggak akan bisa, jadi sesuatu yang bikin kita rendah diri. Justru kita harus buktiin, kita bisa. Percaya dengan kemampuan kita,” ungkap pilot yang bercita-cita menerbangkan Airbus 380 (pesawat airbus paling besar) ini.

Kapan lagi sekolah bareng plus semeja sama bapak sendiri?

Lewatin 7 Tahap Tes

Flasback ke jaman SMA Yora di Regina Pacis 2009, cewek ini awalnya mengaku, pilot bukanlah profesi yang dicita-citakannya, karena awalnya Yorapengin jadi psikolog tuh! Bahkan dia sempat diterima di Fakultas Psikologi Universitas Atmajaya. Baca: Universitas Katolik Atmajaya

Hanya saja, nasib mengubahnya. Saat sang ayah yang juga seorang pilot menawarkan pilihan untuk ikut tes beasiswa sekolah pilot di Aero Flyer Institute, tiba-tiba keputusan hidup Yora berubah 180 derajat. Ia pun sadar telah keluar dari zona nyamannya!

“Dulu mikirnya, masa cewek jadi pilot? Tapi ada teman Papa, pilot perempuan datang ke rum,ah. Kami ngobrol, terus aku jadi berpikir ‘kok kayaknya seru banget’ terus ceritanya itu nggak dimiliki sama semua cewek. Disitu aku berpikir, ‘ya udah cobain deh’,” jelas Yora.

Dari sana, Yora akhirnya mengikuti tujuh tahap tes untuk beasiswa sekolah pilot. Dari tes akademis, psikotes, kesehatan, hingga tes otak. “Yang paling penting, Simulator Altitude Test. Kita akan diminta terbang dan melakukan maneuver setelah diberitahu caranya oleh instruktur. Kalau disitu muntah, ketakutan atau ada masalah lain, terlihat siswa bisa terang atau nggak,” bocornya.

Kalau Yora, kita sudah tahu, hasilnya muntah, hehehe maksudnya muntah kebahagiaan karena dia lolos dan bisa jadi pilot. “Akhirnya aku menikmati profesi ini, khususnya setelah terbang beneran,” katanya lagi.

Tag

Editor : Hai Online