Pee Wee Gaskins sebuah unit Pop-Punk yang telah menginjakan kakinya di dunia musik sejak tahun 2007, telah merilis album ketiga mereka yang bertajuk "A Youth Not Wasted". Banyak sekali fakta menarik seputar album ini yang akan HAI sebutkan satu per satu nanti di bawah ini. Sebelumnya kalimat "A Youth Not Wasted" sudah menjadi sloganya PWG."Kalimat A Youth Not Wasted sudah menjadi slogan kita, ya kesimpulanya tentang Youth yang gak Wasted, " ujar bassist berkacamata tersebut. Berikut 3 Fakta tentang album terbaru Pee Wee Gaskins, disimak yaa.
1. Album yang Paling Puas Bagi Dochi Pribadi
Dochi sangat puas dengan album ini. Karena pembuatan album ini memakan waktu enam tahun, disela-sela mereka manggung dan tanpa ada deadline."Ini album yang paling lama pembuatanya. Di tahun 2011, mereka sudah mengumpulkan materi dari proses rekaman juga tidak terburu-buru dan tidak ada deadline, jadi ini menjadi album yang paling puas sih," tutur Dochi kepada HAI. Selain itu, sebenarnya ada 15 lagu yang termasuk dalam album ini, namun setelah perundingan PWG dengan pihak label akhirnya dikerucutkan menjadi 10 lagu seperti yang ada di album terbaru mereka saat ini.
2. Album Pertama yang Berkolaborasi Dengan Artis Luar Negri
Dari segi cover album, mungkin kalian harus mengetahui tentang fakta yang satu ini bahwa PWG berkerja sama dengan ilustrator asal negri Sakura, Jepang. Dengan menampilkan wujud seperti zombie yang sedang menyaksikan Pee Wee Gaskins dipanggung. "Ini merupakan album pertama yang berkolaborasi dengan artis luar negri dari Jepang, namanya Nokui Bogard. Nokui udah pernah ngerjain artwork untuk NOFX, MXPX, Billionaire Boys Club dan UK Subs."
3. Rilisan Pertama Dengan Major Label
Album ketiga adalah rilisan pertama dengan major label, yaitu Universal Music Indonesia, Album yang dirilis baik dalam bentuk fisik maupun digital ini, bahkan sudah bisa di pre-order via iTunes. Perkenalan PWG dengan Universal seperti sebuah garis takdir yang tidak bisa dilawan. Ketika band yang bergenre Pop Punk bermain di Filipina dan Jepang, pihak Universal Music dari kedua negara tersebut memberikartu nama dengan niat bekerja sama. Tapi Dochi berfikiran bahwa mereka harus menemui pihak Universal Music di Indonesia terlebih dahulu. Kesempatan itu datang ketika salah satu Party Dorks ada yang bekerja di Universal Music, dan akhirnya dari situlah semuanya bermula. "Kita memang sering buat gathering bersama Party Dorks. Nah, kebetulan ketika itu ada seorang Dorks yang bekerja di Universal, langsung saja kita minta kontaknya." Ujar Dochi.