Film Pendek Ini Tampilkan Realitas Kota Dalam Lima Menit

Senin, 07 Maret 2016 | 11:23
Hai Online

Little's Sister Chalk (Kapur Ade)

Apa yang kira-kira bakal lo dapet ketika menonton film pendek yang bener-bener pendek, yakni cuma punya durasi nggak lebih dari lima menit? Mungkin lo bisa mengalami sesuatu yang berkesan. Tapi kemungkinan lainnya, pasti lo malahan bakal nanya, “Ini film sebenernya mau ngomong apa, sih?!”

Well, pada perhelatan Viddsee Juree Awards (VJA) 2016 yang diadakan Sabtu (05/03) lalu di Institut Français d’Indonésie (IFI) Thamrin, Jakarta, nyatanya, ada satu film yang berdurasi lima menit, tapi sanggup meninggalkan jejak cukup berkesan di hati yang nonton, maupun hati para juri. Yap! Film ini juga lah yang ditunjuk sebagai film terbaik VJA 2016, sekaligus berhasil mengalahkan 9 nominasi film pendek lainnya yang masuk kategori In Competition VJA 2016.

Baca: Jangan Ngaku Pecinta Film Pendek, Kalau Belum Nonton 10 Film Ini!

Film berjudul Little’s Sister Chalk (Kapur Ade) yang HAI maksudkan tersebut bercerita tentang seorang adik yang mengejar kakaknya di tengah-tengah jalan raya nan padat, demi mendapatkan kembali sebatang kecil kapur miliknya. Si kakak, udah pergi duluan ninggalin adiknya, terus berlari meliuk menyempil di antara begitu banyak mobil. Sementara si adik, terus mengekor di belakang kakak dengan berlari lincah, sambil ketawa-ketawa kegirangan lantaran apa yang ditemuinya di sepanjang jalan cukup menyenangkan.

Tanpa dialog apapun, sang sutradara, Firman Widyasmara menampilkan begitu banyak realitas kota yang cukup ‘menyentil’. Lalu lintas yang padat, hiruk-pikuk kendaraan ibu kota, semangat pekerja jalanan, macam pengemis dan pengamen untuk berjuang di tengah sumpeknya jalan, plus gedung-gedung tinggi yang tak kadang menjadi ciri khas sebuah kota dengan perjuangan hidup yang keras.

Lantas, dengan realitas kota yang dipresentasikan dengan cukup nyata lewat bentuk film pendek animasi ini, nggak heran, sih, kalau Little’s Sister Chalk akhirnya berhasil membujuk para juri, Masoud Soheili (indie film maker asal Iran), James Lee (sutradara asal Malaysia), dan Eiji Shimada (sutradara film pendek asal Jepang) untuk menghadiahinya gelar pemenang. Soalnya, bikin kita lebih peka sama apa yang ada di kota, sekaligus terhibur juga sama tingkah laku girang si sosok adik.

“Kekuatan utama Little Sister’s Chalk terletak pada kemampuan pembuatnya dalam menyampaikan narasi cerita yang mampu menceritakan tentang wajah dan semangat Indonesia kepada penonton asing, dengan karakterisasi yang unik sekaligus imajinasi tinggi,” ujar Masoud mewakili ketiga juri ketika menjelaskan alasan kemenangan film ini.

Sebagai pemenang utama, alias pemenang Gold Awards, film ini berhak bawa pulang hadiah berupa paket liburan ke Singapura dan main ke kantor pusat Viddsee. Plus, dapat unit kamera Blackmagic URSA EF juga senilai USD 4995.

Duh, seru iya, bikin iri sama hadiahnya juga iya. Penasaran sama filmnya? Nonton aja di sini.

Editor : Hai Online