Kuliah di Luar Negeri: Nggak Ada Absen!

Kamis, 21 Januari 2016 | 04:13
Hai Online

Kuliah di Nagri

Sampai sekarang, nama-nama negara kayak Singapura, Malaysia, sampai Amerika jadi beberapa opsi buat teman-teman kita yang pengen kuliah di luar negeri. Itu bukan tanpa alasan, lho!

Selain karena faktor kedekatan budaya sampai makanannya, bahasa utama yang digunakan juga jadi salah satu alasan kenapa negara tersebut punya peminatnya sendiri. Yap, berbekal kemampuan Bahasa Inggris, di negara tersebut, kita nggak perlu lagi, repot belajar bahasa nasionalnya untuk mempermudah kuliah kita.

Meski begitu, bukan berarti negara-negara lain di luar sana sepi peminat. Cerita dari Nouval Rezka Irfansyah bisa jadi salah satunya. Di saat teman-teman sebayanya lebih memilih Perguruan Tinggi (PT) Negeri di Indonesia atau PT di negara mainstream, Nouval justru terbang sejauh 5.193 kilometer untuk menempuh pendidikan di Negeri Tirai Bambu, Tiongkok.

“Awalnya pilih Tiongkok karena emang penasaran sama budayanya. Selain itu, nilai tukar uangnya nggak terlalu mahal untuk biaya hidup atau kuliah,” lanjut cowok yang kuliah di Zhejiang University of Technology, jurusan Mechanical Engineering.

Wajib Bisa Bahasa Nasional

Nouval nggak sendirian. Devina Laurensia juga memilih Tiongkok sebagai peraduannya menuntut ilmu. Katanya, sih, cewek yang akrab disapa Devina ini memilih Tiongkok lantaran kemajuan perekonomiannya yang pesat. Itu sebabnya, di sana, Devina memilih SIAS International University, Zhengzhou, Henan Province, Jurusan International Finance.

Lebih lanjut, Devina menambahkan bahwa untuk bisa mengenyam pendidikan di sana, modal Bahasa Inggris aja nggak cukup. Pasalnya, sebagai salah satu persyaratannya, calon mahasiswa wajib menyiapkan hasil tesprofisiensi berbahasa Mandarin.

“Paling aman memang kalau sedini mungkin kita menguasai bahasa Mandarin. Jadi, selama di kampus, kita bisa berinteraksi dengan warga lokal dan dosen jadi lebih akrab. Tapi, nggak menutup kemungkinan bahasa Inggris juga diperlukan,” lanjut Nouval.

Nggak cuma Tiongkok. Jerman dan Rusia nyatanya juga memberlakukan hal yang serupa. Hal itu juga diamini oleh Ichal.

Cowok yang pernah mengikuti student exchange di University of Duisburg-Essen, Jerman, ini mengatakan bahwa penting bagi mahasiswa asing untuk bisa menguasai bahasa nasional. Menurutnya, dengan menguasai bahasa Jerman, kita bisa mendapatkan beragam keuntungan selama berkuliah di sana.

“Jadi, kalau kita ikut kelas yang reguler (bahasa Jerman), kuliahnya, tuh, gratis. Beda dengan yang bahasa Inggris, mahal! Selain itu, untuk masuk di universitas, tiap mahasiswa asing akan mengikuti Student College (semacam kursus – RED) selama satu atau dua tahun. Nah, kalau udah lulus, baru kita bisa masuk ke universitas pilihan. Ya semacam kelas untuk belajar bahasa Jerman, untuk persiapan kuliah,” lanjut Ichal.

Sementara itu, Roida, salah satu mahasiswa di Canakkale Onsekiz Mart University, Rusia, menambahkan bahwa di Negeri Beruang Merah juga diperlukan kecakapan kita dalam berbahasa nasional.

“Untuk sistem pendidikan sebenarnya nggak beda jauh dengan di Indonesia, S1 di sana empat tahun juga. Tapi kalau kita mahasiswa asing, dikenakan wajib belajar bahasa Turki selama satu tahun sebelum kuliah. Jadi, kalau ditotal, kita bakal kuliah 5 selama 5 tahun,” lanjut pemilik nama lengkap Roida Hasna Afrilita.

Tag

Editor : Hai Online