Puisi Cinta dibacakan untuk gengnya (Karya : Rako Prijanto) Ketika tunas ini tumbuh Serupa tubuh yang mengakar Setiap nafas yang terhembus adalah kata Angan, debur, dan emosi Bersatu dalam jubah terpautan Tangan kita terikat Lidah kita menyatu Maka apa terucap adalah sabda pandita ratu Ah.. Di luar itu pasir di luar itu debu Hanya angin meniup saja Lalu terbang hilang tak ada Tapi kita tetap menari Menari cuma kita yang tau Jiwa ini tandu maka duduk saja Maka akan kita bawa Semua karena.. Kita.. adalah.. SATU..
--------
Puisi Rangga menang lomba (Karya : Rako Prijanto) Ku lari ke hutan kemudian menyanyiku Ku lari ke pantai kemudian teriakku Sepi.. sepi dan sendiri aku benci Ingin bingar aku mau di pasar Bosan aku dengan penat Enyah saja engkau pekat Seperti berjelaga jika ku sendiri Pecahkan saja gelasnya biar ramai Biar mengaduh sampai gaduh Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera Atau ku harus lari ke hutan belok ke pantai
--------
Puisi Rangga berpisah sementara dengan cinta (Karya : Riko Prijanto) Perempuan datang atas nama cinta Bunda pergi karena cinta Digenangi air racun jingga adalah wajahmu Seperti bulan lelap tidur di hatimu Yang berdinding kelam dan kedinginan Ada apa dengannya Meninggalkan hati untuk dicaci Baru sekali ini aku meihat karya surga dalam mata seorang hawa Ada apa dengan cinta Tapi aku pasti akan kembali Dalam satu purnama Untuk mempertanyakan kembali cintanya Bukan untuknya Bukan untuk siapa Tapi untukku Karena aku ingin kamu Itu saja
Sumber:http://septikurnias.blogspot.co.id/