Cukur Rambut Kemaluan, Tabu Nggak Sih?

Rabu, 23 Desember 2015 | 07:15
Hai Online

Cukuran rutin jadi agenda cowok tampan

Rambut kemaluan atau pubic hair, ada juga yangmenyebut “jembut” terkadang menjadi topik yang masih dianggap tabu untuk diperbincangkan. Padahal, rambut di sekitar kemaluan manusia ini bisa saja menjadi sumber penyakit sex kalau kita nggak pintar merawatnya. Oh ya?

Iya, memang untuk saat ini, rambut hitam dan keriting di area selangkangan kita masih dalam tahap pertumbuhan dan tidak terlalu lebat. Namun kalau diperhatikan, ternyata ada ambang normal jumlah atau ketebalan rambut satu ini.

Dailystar memang nggak menyebut batasannya sejauh mana, namun bila jembut kamu tumbuh sampai ke daerah pusar atau nyasar ke bawah paha, kemungkinan hormon androgen kamu bekerja secara tidak seimbang.

Alhasil bisa saja, rambut kemaluan itu menjadi sangat lebat dan menumpuk di area selangkangan atau paha kita, sehingga kalau pas mengenakan celana, bagian itu jadi terlihat lebih mengembang.

Nah, kalau sudah melebihi batas pertumbuhan seperti di atas, fungsi jembut jadi nggak maksimal. Padahal diciptakannya rambut kemaluan adalah untuk menahan gesekan di area lekukan paha dan selangkangan kita.

Lantas berbahaya nggak sih punya rambut kemaluan yang super tebal? Sepertinya selain nggak nyaman karena rambut menumpuk di area pergerakan, lebatnya rambut kemaluan juga bisa membahayakan kesehatan kulit. Pasalnya, akibat hutan begitu rapat, kadar kelembaban di kulit area tersebut jadi meningkat, sehingga bakteri akan lebih mudah untuk menyebarkan penyakit.

Karena itu, mencukur rambut kemaluan tidak tabu dan bisa dilakukan secara teratur, namun tidak dianjurkan sampai dibabat habis lho, sebab rambut kemaluan yang ada juga masih memiliki manfaat buat kulit dan menyokong pergerakan badan.

Yang penting rapi, dan berkarakter!

Tag

Editor : Hai Online