Selama ini yang kita tau, jurnalis foto itu kerjanya untuk satu media cetak atauonlineaja. Tapi nyatanya nggak begitu,bro. Kita bisa juga, lho, jadi jurnalis foto yang nggak berkantor, tapi karya foto kita dimuat banyak media, bahkan media asing. Caranya, dengan menjadi jurnalis fotofreelance.
Yap, di era internet ini, fotografer nggak melulu mesti bergantung ke satu media untuk bisa berkarya. Tiap fotografer, termasuk kamu, punya kesempatan yang sama untuk dilirik banyak media, termasuk media mancanegara. Syaratnya, harus rajin motret, dan memamerkannya di internet. Kabar baiknya, profesi ini menjanjikan banget! Sumber pemasukan kamu bakal datang dari mana-mana,guys! Selain itu, pasti bangga banget, kan, kalau foto jepretan kamu jadi dipajang banyak media. Wuih!
Contohnya aja Muhammad Fadli, cowok 31 tahun ini adalah seorang fotografer lepas yang karyanya sudah dimuat di berbagai media nasional, maupun media internasional. Sejak lulus kuliah dari tahun 2007, Fadli memilih untuk menempuh jalur fotografi sebagai cara dia memperoleh pemasukan. Motret sana-sini dan membangunlinkselama 5 tahun, mulai 2012 barulah Fadli mengaku mantap di profesi yang sekarang:freelance photographeralias fotografer lepas.
"Sekarang jadifreelanceudah jauh lebih enak karena zamannya udah internetbased. Nggak kayak dulu, setiap fotografer harus punyalinkkeagencydulu, buat menghubungi editor. Sekarang, kita bisadirectke editor aja," ujar cowok lulusan Sastra Inggris Universitas Andalas, Padang ini.
Dari cerita Fadli kepada HAI, jadi fotografer itu sebenarnyasimplebanget! Dengan modalskillfoto yang mumpuni, kita bisa berkarya dan dilirik oleh media lokal maupun asing. Urusan jadwal foto dengan objek foto bisa diatur semua sama klien. Peralatan foto yang harus disewa pun bakal dibayar semua sama klien. Bahkan,incomeseorang pekerja lepas selama dua hari, bisa setara dengan gaji bulananfull timefotograferr. Wow! Keuntungan lain, fotografer lepas kayak Fadli ini jadi punya waktu luang buat bikin proyek sampingan lain.
"Enaknyafreelance,ya, itu kita jadi punya waktu banyak buat mengembangkan diri kita sendiri. Kayak kita kalau mengerjakan satu proyek pribadi jangka panjang, kita bisa banyak belajar banget. Hal kayak gini kecil banget kemungkinannya bisa kita dapat kalau kita kerjafull time," terang laki-laki yang sering ditugaskan untuk majalah Monocle dan Forbes ini.
Jadifreelance photographerjuga bikin kita pintar mengurus macam-macam. Mulai dari mengurus jadwal, mengurus klien, mengurus asuransi, sampai mengurus catatan keuangan. Jadi mandiri, karena kita bosnya, kita juga pekerjanya.
"Nggak enaknya kalau orang yang bakal kita foto ini tiba-tiba batalin jadwal foto. Waktu itu saya pernah, ngeselin banget, bikin saya bolak-balik buat ngejer." kenangnya.
Meski ada dukanya juga, tapi dengan segala hal yang mengasyikkan tentangfreelance photographer,pastinya pada nanya-nanya kan, gimana caranya? Nih, HAI kasih bocorannya!
Baca Juga: