6 Kesalahan Umum Saat Bikin Esai Lamaran Beasiswa

Rabu, 16 Desember 2015 | 03:02
Rizki Ramadan

Kiat Mengisi Formulir Beasiswa Nagri

Selain syarat administrasi kayak transkrip nilai dan TOEFL, para pelamar beasiswa sering banget diminta untuk menuliskan esai motivasi kuliah dan rencana kontribusi untuk masyarakat. Esai ini adalah penentu penting apakah kita diterima atau nggak. Bahkan, ada kampus yang cuma ngeliat esainya, tanpa ada wawancara.

“Ada jutaan pelamar yang IPK-nya 3 dan TOEFL atau IELTS-nya tinggi. Nah, yang membedakan mereka adalah esainya,” ucap Indy Hardono, Koordinator Tim Scholarship Naffic Neso.

Nah, biar esai kamu diperhitungkan, jangan sampai 6 hal ini kamu lakukan yah. .

1. Nggak Ada Perkenalan Diri

Terlalu semangat sama kuliah, nggak jarang juga ada pelamar yang jadi lupa menceritakan pengalaman dirinya. Padahal itu penting!

Ceritakan dengan siapa diri kamu, kegiatan apa yang lakukan dan di organisasi apa aktif, serta aksi-aksi yang sudah pernah kamu lakukan. “Dari situ akan terlihat bagaimana personal development pelamar,” papar Indy. Oya, tunjukin juga kalau pengalaman kamu itu relevan dengan rencana kuliah kamu.

Baca: Kiat Mengisi Formulir Beasiswa Nagri

2. Alasan Berkuliahnya Sepele dan Klise

Lo harus bisa menceritakan dengan jelas kenapa lo pengen kuliah di kampus tujuan, dari segi jurusan, universitas dan lokasi (negara)-nya. Nah, beberapa pelamar ada yang kedapatan cuma ingin berkuliah sekedar karena ingin sekolah gratis atau tinggal di luar negeri. Dia nggak bisa menjelaskan kenapa kampus itu yang dipilih, kesukaannya dengan pelajaran di jurusan yang ia pilih, dll.

“Pelamar pesti tau benar kenapa dia mesti kuliah lagi. Kenapa milih jurusan dan apa tujuannya,” kata Indy. Dari bagian ini, jadi ketahuan pelamar mana yang bener-bener pengen kuliah, dan pelamar yang kuliah Cuma karena ikut-ikutan, atau Cuma karena punya temen di negara atau kampus tujuan.

3. Cita-citanya Kurang Jelas dan Realistis

Ini berkaitan dengan apa yang ingin dilakukan pelamar selulusnya nanti. Nggak ada yang salah dengan punya cita-cita yang tinggi, asalkan kita tau itu bisa terwujud dan kita tahu langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk meraihnya.

“Cita-citanya nggak terkesan ngawang dan klise. Dia tau benar apa yang mau dilakukannya secara spesifik,” timpal Indy. Yap, misalnya, jangan sekedar bilang kalau kamu ingin jadi insinyur yang ingin mengharumkan nama bangsa, tetapi, tulislah kamu nanti mau jadi insinyur yang bikin apa, permasalahan apa yang terjadi di lingkungan kamu yang ingin kamu bantu selesaikan.

Tag

Editor : Hai Online