Penerapan sekolah menengah kejuruan atau SMK dengan masa belajar empat tahun, yang disiapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk sejumlah program keahlian, diyakini bakal menguntungkan siswa. Mereka akan lebih berpeluang untuk memperkuat praktik di dunia kerja atau industri sekaligus meningkatkan kompetensi saat lulus nanti.
Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Mustaghfirin Amin, di Jakarta, Senin (19/10), mengatakan, Pendidikan SMK 4 tahun sedang disiapkan. Penambahan waktu belajar ini merupakan salah satu bagian dari upaya menyelaraskan pendidikan menengah kejuruan dengan perkembangan teknologi, pelayanan, ataupun standar yang juga berkembang dalam dunia kerja.
Secara terpisah, Kepala SMK Puger di Jember, Jawa Timur, Kuntjoro B Dhiyauddin, mengatakan, untuk program keahlian nautika kapal penangkap ikan, idealnya diterapkan pendidikan 4 tahun. Sebab, siswa harus praktik berlayar minimal 6 bulan untuk bisa memperoleh sertifikat.
"Sejak 2002, kami usulkan dalam berbagai forum agar SMK program nautika kapal penangkap ikan 4 tahun. Di tahun ke-4, siswa bisa fokus untuk dapatbasic safety training(dasar pelatihan keselamatan), buku pelaut, dan berlayar minimal 6 bulan. Ini akan menguntungkan siswa karena berkompeten untuk jadi perwira, bukan sekadar anak buah kapal seperti selama ini," kata Kuntjoro.
Menurut Koordinator Lapangan Forum Peduli Pendidikan Pelatihan Menengah Kejuruan Indonesia Marlock, program SMK 4 tahun baik untuk dikembangkan. Penambahan satu tahun masa belajar ini juga bagus untuk mendewasakan siswa hingga berusia 18 tahun.
Kemdikbud menyiapkan model pembelajaran 4 tahun di sejumlah program keahlian di SMK. Pendidikan ini antara lain dikembangkan di program keahlian teknologi, pertanian, kelautan, dan kesehatan. Model pembelajarannya tergantung jurusan dan program keahlian. "Nanti saat lulus, siswa mendapat ijazah serta kompetensi keahlian," ujar Mustaghfirin.(ELN)