Last Child: Demi Kualitas Dan Kesempurnaan

Kamis, 29 Juli 2010 | 10:29
Eddy Suhardy/Alvin Bahar

Last Child Demi Kualitas Dan Kesempurnaan

Diary Depresiku udah muncul di album Everything We Are Everything tahun 2008. Sekarang di-remastering untuk jadi single terbaru Last Child. Apa sih yang jadi perbedaan yang paling besar?

Sebenarnya nggak ada perbedaan yang signifikan buat Diary Depresiku kali ini. Kami lebih pengen kualitasnya agak diperbaiki.Selain memang pengen lebih baik, ini juga untuk kepentingan broadcast dan label pun menyetujuinya. Yang jelas hasil akhirnya akan makin mendekati kesempurnaan sesuai yang pengen kami capai.

Sampai pencapaian hingga detik ini, total pengunduh sampe seberapa banyak? Kenapa harus Diary Depresiku yang di-remastering dan bukan single yang lain?

Sejauh ini sih belum ada laporan terakhir, tapi denger-denger total udah mencapai 450.000 download. Itu pun nggak hanya dari Diary Depresiku aja, tapi dari Pedih juga. Alasan single Diary Depresiku yang dipilih, ya balik lagi karena kualitas sound yang kurang oke ketimbang singel yang lainnya serta masukan dari dr. m.Gimana sih rasanya bisa kerja bareng dengan Jemi Sitanayah, MMus, seorang sound engineer tanah air jebolan Berkley College of Music, USA?Kami dikenalin dia dari label dan prosesnya pun begitu singkat. Dari hanya sekedar balas membalas lewat e-mail, kirim data, selebihnya langsung lancar. Berhubung dia di Amrik, makanya kami cuma bisa berkomunikasi lewat dunia maya.

Ada tanggapan khusus nggak sih dari dia mengenai Diary Depresiku?

Yang kami tau yah kalau ternyata menurut dia, lagu macam ini memang udah ada banyak di sana. Udah jadi hal yang biasa, terutama buat band-band punk. Tapi yang ngebuat dia heran adalah kalau ternyata band Indonesia ada juga yang bisa bikin kayak gini, baru kali ini dia dengar langsung, ya itu dari kami Last Child.

Perdana muncul di tivi, di program acara pagi. Gimana tuh rasanya? Kalian kan nggak pernah ngejalanin keseharian macam beginian?

Haha, iya. Beberapa awak kru dan personil kami sempet harus bangun pagi-pagi, bahkan ada juga yang kepaksa nggak tidur supaya nggak kebablasan. Karena kebijakan dari program acara yang mewajibkan kami untuk on-time.Walaupun kami main playback tapi ternyata Last Friends yang dateng banyak. Sampe-sampe ada yang cuma bisa ngeliat kami jauh di luar pagar pembatas.

Ada nggak sih target terdekat buat Last Child bulan-bulan ini?

Yang pasti kami lagi gencar ngelakuin promo di TV dan radio. Selebihnya yah kami manggung off air. Semoga aja single kami lancar airplay-nya dan videoklip kami bisa sering tayang di TV.

Dikutip dari Majalah Hai edisi #29

Tag

Editor : Eddy Suhardy/Alvin Bahar