Pee Wee Gaskins: Dari Mata Sang Garuda

Selasa, 24 Agustus 2010 | 08:24
Eddy Suhardy/Alvin Bahar

Pee Wee Gaskins Dari Mata Sang Garuda

Tak mau lagi tertunda, PWG segera luncurkan album teranyar mereka paska lebaran.Berada di bawah label Alfarecords, band yang diawaki San San (vokal), Dochi (bass), Eye (gitar), Omo (synth) dan Aldy (drum) ini mengusung satu nama: Ad Astra Per Aspera.Bagi Dochi dkk., frasa Latin yang berarti menuju bintang dengan segala apa yang dimiliki itu, amat sesuai dengan keadaan mereka sekarang. Terbiasa menghadapi kritik atau sentilan, membuat anak-anak Jakarta Selatan ini lantas membalas lewat karya. Album baru yang jadi taruhannya. Saat ini mereka memang sedang berada di masa yang paling menjanjikan: momen penting ketika bintang muda siap untuk bersinar menaungi langit!Berikut petikan wawancara Adnan dari Hai, di sela-sela latihan mereka di sebuah studio kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Ada 12 track di album terbaru kalian. Lagu Dari Mata Sang Garuda yang sudah lebih dulu dirilis secara unofficial, bakal jadi jagoan pertama?

Dochi: "Sebenarnya kami memiliki 13 track, tetapi satu track kami tahan, karena belum sempurna dari segi liriki. Lagipula track tersebut sebagai cadangan, kalau suatu saat kami diminta membuat soundtrack atau apapunlah. Dari Mata Sang Garudaakan kami buat video klip-nya terlebih dahulu. Meski demikian, lagu Jakarta is A Mistakekami lempar lebih awal lewat purevolume.com."

Hampir keseluruhan materi album baru kalian mengarah ke mid-tempo. Mencoba memperluas pasar atau karena faktor usia?

San San: "Memang benar di album ini tempo permainan kami lebih pelan alias nggak ngebut-ngebut amat. Tetapi justru musik kami jadi semakin garang. Tak ada tujuan khusus, semua lagu tercipta begitu saja sesuai perkembangan bermusik kami."

Dochi: "Awalnya semua personel membuat aransemen dengan tempo yang ngebut. Tetapi kami merasa kurang sreg. Begitu tempo diubah menjadi agak pelan, ternyata lebih enak dan dapat soul-nya."

Aldy: "Itulah kerennya album ini, lagu-lagunya lebih variatif ketimbang album pertama yang cenderung seragam."

Berapa shift kalian habiskan untuk rekaman?

Eye: "Lebih dari 30 shift. Nggak seperti dulu, kali ini tiap orang kebagian shift sebebas-bebasnya untuk menyelesaikan satu lagu terlebih dahulu. Itulah enaknya kalau sudah memiliki label, ada jaminan finansial. Hahaha!"

Interview lengkapnya ada di Hai Magazine #34 yang terbit Senin, 23 Agustus 2010

Editor : Eddy Suhardy/Alvin Bahar