Belajar mempertahankan pendapat dan keinginan sendiri itu berbeda dengan belajar mempertahankan karya orisinil dari isi kepala pribadi. Mungkin prinsip seperti ini yang menjadi rahasiaseorang Tim Burton, sutradara, produser, animator, sekaligus penulis naskah dan juga seniman yang lahir 57 tahun tahun silam.
Pria kelahiran Burbank, California, Amerika Serikat, 25 Agustus 1958 ini memang terkenal lewat karya-karyanya yang “gelap”, nyeleneh, namun sekaligus menghibur. Meski begitu, perlu diketahui, Tim Burton justru mengakui dirinya bukanlah seperti apa yang selama ini diekspektasikan orang lain.
“I am not a dark person and I don't consider myself dark,” ucap Timothy William Burton-itu nama lengkapnya.
Waktu kecil, Tim Burton sudah akrab dengan dunia seni. Di saat anak-anak lain sedang menyukai buku-buku dongeng, ia justru tengah asyik melukis, menggambar, menonton film, dan membaca cerita-cerita horor. Sementara, film favoritnya waktu itu antara lain film bertema monster dan horor seperti Godzilla dan The Hammer. Dia pun sudah memiliki aktor idola spesialis film-film horor, yaitu Vincent Price. Selepas SMA, Burton muda melanjutkan kuliahnya di California Institute of the Arts. Kampus ini sebenarnya merupakan tempat yang bagus untuk menelurkan animator baru yang hebat, sebab pendidikan tinggi ini telah didirikan oleh Walt Disney dayang dianggap sebagai gudangnya bibit animator hebat. Namun sayang, Burton nggak menikmati kuliahnya di kampus tersebut. Justru, Ia memutuskan untuk keluar karena menjadi animator bukanlah passion-nya.
Keluar dari lingkungan hebat, nggak membuat Tim Burton lemah berkarya. Ia justru membuat banyak karya film meski hal itu menuai kritikan pedas bahkan mengalami penolakan dari banyak pihak. Tim tidak lantas berputus asa! Kiprahnya di dunia film akhirnya mempertemukan ia dengan orang-orang hebat, seperti Stephen King, Johnny Depp, dan Vincent Prince, iya idolanya sejak kecil itu.
Ini mungkin yang disebut dengan mempertahankan karya orisinil dari isi kepala pribadi. Mati-matian, Tim Burton membuat karya film dengan gayanya sendiri yang berbeda cenderung nyeleneh dari karya-karya orang lain sebelumnya.
Namun begitulah, keberaniannya menjadi diri sendiri membuat karya-karya Tim Burton menjadi orisinal sehingga orang-orang mulai menerimanya.
Tim Burton mulai memetik hasil dari apa yang selama ini disukainya. Sebagai seorang seniman, ia tidak lantas berpuas diri. Dia terus memproduksi karya-karya filmnya sehingga tidak sedikit dari buah produktivitasnya itu meraih sejumlah penghargaan bergengsi dunia. Ia telah menjadi sutradara sukses kenamaan.
Berikut adalah film-film bertema gelap, namun berkarakter khas karya Tim Burton antara lain Beetlejuice, Edward Scissorhands, The Nightmare Before Christmas, Ed Wood, Sleepy Hollow, Corpse Bride, Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street, Pee-wee’s Big Adventure, Frankenweenie Masterpiece,Planet of The Apes, Charlie and The Chocolate Factory, Alice in The Wonderland, dan Big Eyes.
Film ikoniknya, Batman dan Batman Returns pun dianggap oleh banyak kritikus sebagai film Batman terbaik, dan film The Nightmare Before Christmas pun telah menjadi film animasi yang sering diakui sebagai karya terbaiknya, meski sebenarnya film tersebut disutradarai oleh Henry Sellic. Tim Burton adalah penulis cerita yang sekaligus secara dominan ikut campur dalam penggarapannya!
Foto di atas adalah foto Burton di tahun 1988, dimana ia sudah menjadi produser serial TV horror pertamanya Beetlejuice, hasil belajar dengan film pendeknya sejak tahun 1984, yaitu usia 26 tahun.