Belajar dari Joko Anwar

Rabu, 23 September 2009 | 05:56
Eddy Suhardy/Alvin Bahar

Belajar dari Joko Anwar

Sebuah drama yang digelindingkan oleh seorang sutradara film Indonesia, Joko Anwar semalam menggemparkan situs sosial, Twitter. Berawal dari janji sang sutradara yang menyutradarai film Janji Joni yang bilang bakal lari telanjang ke minimarket Circle K kalau pengikutnya mencapai 3000 orang malam itu. Dan ternyata setelah berita itu disebarkan para user, ternyata bukan hanya 3000 orang yang menjadi followers sang sutradara. Malahan dia mendapatkan 1200 followers. Dan akhirnya dia melunasi janjinya di Circle K daerah Bintaro. Sebagian orang ada yang melihat dengan sudut pandang negatif. Yangbilang hal ini hanya usahanya untuk mendongkrak popularitas. Yang ternyata memang membuatnya sangat populer malam tadi. Dia bukan hanya mendapat perhatian dari Indonesia, tapi juga dari dunia internasional. Sebagian lagi melihatnya dari sudut pandang yang lebih menyemangati. Menganggap Joko Anwar adalah orang yang menepati janji yang sudah diucapkannya. Seperti tweet-nya saat mengirim bukti berupa foto-foto nya di Circle K, "Promise is a promise, Mr. Politicians!". Kata-katanya itu seakan menyindir para pelaku politik yang banyak mengumbar janji. Apalagi di musim kampanye lalu. Namun, apa yang dilakukan Joko Anwar musti dilihat dengan cerdas. Bukan hanya aksi nude-nya di Circle K saja yang kita nilai. Apalagi trus sampai ditiru buat membuktikan keberanian kita. Salah-salah malah lo dituduh mengidap penyakit exhebitionist. Tapi juga tentang janji yang diucapkannya di twitter. Pelajarannya, lo harus hati-hati saat mengucapkan sebuah janji. Tentunya bukan hanya di situs sosial, tapi juga dalam kehidupan nyata. Sekali lo mengucap janji pikirkan lagi apa lo sanggup memenuhinya. Mungkin akan sangat berbeda kalau yang mengucap janji bukan seorang publik figur seperti Joko Anwar. Tapi siapapun kita, janji adalah sebuah janji. Sekali terucap harus dipenuhi.

Editor : Eddy Suhardy/Alvin Bahar