Kabar dari Nagari atau Desa Singgalang memang rada mengejutkan. Di saat masyarakat Sumatera Barat bersedih terkena musibah gempa, warga Nagari Singgalang justru digegerkan dengan "wabah" penyakit kulit. Adalah Pak Rizanto Al Gamar dan beberapa rekannya dari DPRD I Sumatera Barat yang pertama kali menemukan penyakit ini ketika mengadakan peninjauan korban gempa. "Ketika kami melakukan sidak terhadap korban gempa, kami menemukan hal lain selain adanya kerusakan akibat gempa, " ujar pejabat yang akrab dipanggil Pak Rinto ini. Tiba-tiba ada isu bahwa mereka terkena semacam radiasi yang diakibatkan oleh unsur kimia. Nah, unsur kimia itu konon dihasilkan dari bom peninggalan perang tahun 40-an. Bom itu terbongkar dari dalam tanah akibat gempa yang terjadi September 2009 lalu dan mengeluarkan zat kimia yang mencemari air tanah yang biasa dipakai warga.Gawat banget tuh isunya. Kabar burung ini memang sempat beredar luas di daerah sekitar Nagari Singgalang. Tapi faktanya memang benar telah ada penderita penyakit kulit yang menimpa warga desa itu.
Hingga awal November tahun lalu, Pak Rinto meminta Pemda setempat untuk membawa para penderita kanker ke Rumah Sakit Dharmais di Jakarta. Ada lima anak yang dibawa ke Jakarta untuk diobati. Dan semua fasilitas mereka selama di Jakarta gratis. Dan pada akhirnya semua penderita kanker dari Desa Singgalang ini dipulangkan. Tapi nggak sampe sini aja, mereka bakalan menjalani serangkaian operasi yang rencananya dilaksanakan di Singapura. Entah darimana isu gempa, bom, dan penyakit kulit ini bisa sambung menyambung. Yang pasti, penyakit kulit inilah yang harus ditemukan asal-usulnya.
Kebenaran hubungan antar ketiganya sudah hampir dipastikan tidak benar. Mungkin sekarang tinggal para ahli dan pejabat yang terkait masalah inilah yang harus meninjau desa itu dengan lebih intens. Jangan-jangan emang ada wabah baru, atau mungkin faktor kebersihan di desa itu sangat memperihatinkan.
Yang mau membantu juga bisa dimulai dari sekarang. Membantu para korban, keluarga korban untuk meringankan beban mereka.Seperti yang dilakukan para pelajar di SMA 88 Jakarta. OSIS sekolah ini memberi bantuan kepada penderita yang tujuannya sih biar Zeki dan penderita kanker lainnya nggak minder dengan keadaan mereka.
"Yang kami tau tuh cuma bencana gempa, tapi pas tau ada lagi kita langsung gerak dan ngumpulin dana dan hari itu juga kita langsung ketemu sama salah satu korban ," ujar Oktris sang Ketua OSIS.
Pak Rinto salut banget dengan kepedulian mereka karena beliau anggap anak Jakarta tuh doyannya maen, dugem dan hura-hura ajah. " Saya seneng ada siswa dari Jakarta yang peduli dengan keadaan Zeki dan yang lainnya." ujar Pak Rinto salah satu anggota DPRD Sumatera Barat ini bangga.
Cerita lengkap dan foto-foto korban, lebih lengkap bisa dilihat di Majalah Hai #8 yang terbit 22-28 Februari 2010.