Stop AIDS: Waktunya Kita Lebih Aware

Rabu, 01 Desember 2010 | 07:47
Sekar Seruni (old)

Stop AIDS Waktunya Kita Lebih Aware

Tepat di hari ini, seluruh orang di dunia udah memperingati hari AIDS. Hmmmm, pernah nggak sih kepikiran kenapa penyakit yang satu ini segitu menariknya sampe dibikinin hari peringatannya segala?

Karena mematikan? Lha, flu burung kan lebih mematikan! Malah dalam hitungan hari doang. Pengidap HIV mah masih bisa bertahan dalam hitungan tahun. Liat aja Magic Johnson. Dari kita masih anak-anak, legend-nya basket ini udah tertular. Tapi sampe sekarang dia masih bisa ketawa-ketawa tuh.

Atau, karena AIDS belum ada obatnya dan virusnya tetap bersarang di dalam tubuh seumur hidup? Diabetes juga nggak ada obatnya lho. Tapi temen-temen dan keluarga pengidap diabetes santai aja. Nggak mengucilkan dia, seperti yang ODHA sering alami.

Sementara kalo dibilang karena HIV gampang menular, faktanya HIV nggak gampang-gampang amat kok menularnya. HIV kan cuma bisa menular lewat pertukaran cairan tubuh. Lewat tukeran jarum suntik, piercing, tatto, dan hubungan sex nggak aman!

Lantas, kenapa doang HIV/AIDS dianggap paling "jahat"?

Jawabannya mungkin: selain virus HIV perlahan tapi pasti berusaha metontokkan kekebalan tubuh korbannya (dimana virus lain nggak sejahat virus ini!), korbannya juga dibikin nggak sadar kalo dia udah mengidap nih virus. Soalnya, tanda-tandanya emang bisa dibilang nggak keliatan! Orang-orang yang HIV positif sebelum jadi AIDS konon tetap merasa sehat, kuat, dan lincah. Makanya, yang bersangkutan sering nggak ngeh udah melakukan perilaku yang berisiko menularkan virusnya kepada orang lain.

Itu sebabnya, masalah HIV/AIDS kerap diibaratkan sebagai fenomena gunung es. Kebayang dong gunung es yang kayak di film Titanic? Kita cuma bisa liat bagian yang di atas permukaan laut. Padahal, bagian yang nggak keliatan di bawahnya, justru berkali-kali lipat lebih besar. Gitu juga dengan HIV/AIDS! Jumlah pengidap yang dilaporkan cuma yang ketahuan. Artinya, yang nggak ketahuan alias nggak nyadar, bisa jadi berkali-kali lipat lebih banyak jumlahnya!

Kebanyakan range usia antara 20 hingga 39 tahun, mereka umumnya tertular HIV karena IDU (Injecting Drug User, RED.) dan melakukan hubungan sex nggak aman.

Huaaah! Merinding nggak tuh ngebacanya? So, nggak ada lagi deh alesan buat kita untuk nggak awaredengan masalah HIV/AIDS! Seperti kata Prateek Suman, wakil Youth Coalition dalam Global Steering Committee (GSC), saat pertemuan GSC di Jenewa tanggal 8 - 9 Februari 2007.

"Orang muda adalah kelompok yang paling terdampak HIV/AIDS. Tapi mereka juga memiliki peran penting dalam penanggulangan pandemi ini. Sehingga orang muda harus diberdayakan dengan pengetahuan yang cukup."

Setujuuuu....

Editor : Sekar Seruni (old)