Kepada Hai, Kaiser Chiefs: Ajak Kami Main di Indonesia Dong!

Senin, 19 Mei 2014 | 10:23
Rian Sidik (old)

Kepada Hai Kaiser Chiefs Ajak Kami Main di Indonesia Dong

Kaiser Chiefs mencoba peruntungan baru mereka di tahun 2014. Tentu saja dengan merilis album keenam yang berjudul Education, Education, Education & War.

Secara genre, mereka nggak banyak berubah. Tetap mengusung indie rock, album yang diirilis pada 31 Maret lalu sempat nongkrong di posisi pertama tanggal album Inggris.

Meski nggak banyak lagu yang dihadirkan, band asal Inggris yang dikenal luas lewat single Ruby ini ingin terus dikenal sebagai salah satu penggerak brit rock, selain Franz Ferdinand.

Well,Hai mendapatkan kesempatan buat ngobrol langsung dengan sang gitaris, Andrew "Whitey" White. Selain membedah album, ia juga mengungkapkan satu mimpi Kaiser Chiefs yang belum terwujud. Kira-kira apa ya? yuk simak!

Bisa diceritain nggak konsep dari album keenam kalian, Education, Education, Education & War?

Album ini punya konsep yang cukup unik dan berbeda dari lima album kami sebelumnya. Sudah terwakilkan dengan single kita pertama, Coming Home. Kami bangga dengan album ini dan kalian harus beli album ini.

Kenapa judulnya harus Education, Education, Education & War?nggak kepanjangan?

Kami menamakan album ini Education, Education, Education & Warkarena terinspirasi dengan mantan perdana menteri Inggris dulu, Tony Blair. Dia pernah mengutarakan kalimat ini dalam sebuah pidato pada 2005 lalu. Kami menilai penegasan Blair tersebut membuat semua orang sadar kalau kalian nggak bakal berhenti belajar.

Tiap album yang kalian produksi pasti punya pesan yang ingin disampaikan. Bagaimana dengan album ini?

Mungkin, ada harapan yang kami ingin sampaikan kepada pendengar kami. Seperti yang diketahui, nggak banyak band-band yang bisa bertahan hingga album keenam. Jadi, kami ingin menegaskan lewat album ini, Kaiser Chiefs akan terus berkarya.

Ceritaain dong sedikit proses penggarapan album ini

Kami merekam album ini di Atlanta, Amerika Serikat. Bersama seorang produser bernama Ben H. Allen III. Kami menggaetnya karena kami tahu kalau dia pernah menghantarkan beberapa musisi seperti Gnarls Barkley, Animal Collective, dan Deerhunter sukses. Karena ini album pertama yang digarap bersama drummer baru kami, Vijay Mistry, jelas sangat spesial.

Apa yang bikin album ini sulit digarap? mengingat kalian butuh tiga tahun untuk merilisnya.

Hal yang tersulit saat menggarap album ini adalah mencari inspirasinya. Setiap lagu pasti punya inspirasi dan semangat yang berbeda. Jadi, sulitnya cuma di awal-awal saja. Kesininya semakin mudah sih kalau saya bilang.

Ada bedanya nggak bikin album bareng drummer lawas dan drummerbaru kalian, Vijay?

Nggak ada bedanya sih. Karena kami sudah mengenal Vijay sejak lama sekali. Selama 20 tahun, dia seperti sahabat untuk band ini. Jadi, buat dia beradaptasi dengan album ini jelas sangat mudah sekali. Dia adalah drummer yang hebat dan saya yakin kami sangat cocok bermain dengannya.

Berarti kalian sudah lupa dengan Nick Hodgson?

Well, kehilangan sosok seperti Nick Hodgson jelas sedikit menghambat laju Kaiser Chiefs dalam beberapa saat. Karena dia adalah rekan kami sejak band ini berdiri. Tapi mau nggak mau, Kaiser Chiefs harus tetap jalan.

20 tahun berlalu, Kaiser Chiefs jarang diterpa isu bubar. Resepnya apa sih?

Resepnya cuma satu. Jangan pernah merasa kalian sudah di atas. Saya dan Ricky Wilsen sudah berada di band ini selama 20 tahun lebih dan kami nggak pernah melihat karir band ini sudah mencapai puncaknya. Kami masih punya banyak mimpi seperti main di Asia atau pun di Indonesia. Jadi, tiap tahun kami punya target dan itu yang membuat umur band ini awet.

So, kalian pengen banget main di Indonesia?

Ya, jadi ajak kami main di Indonesia. Bilang kepada promotor-promotor di sana kalau kami ingin sekali manggung di Indonesia!

Tag

Editor : Rian Sidik (old)