Gerakan Menuju Smart City 2023 Resmi Ditutup, 50 Kota dan Kabupaten Dapat Penghargaan!

Jumat, 08 Desember 2023 | 12:04
DOK. Infokomputer

Kemenkominfo kembali gelar Gerakan Menuju Smart City di 2023.

HAI-Online.com - Gerakan Menuju Smart City 2023 resmi ditutup pada Kamis (7/12/2023) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan.

Gerakan Menuju Smart City merupakan inisiatif yang digulirkanolehKementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mendorong pengembangan kota dan kabupaten cerdas di seluruh Indonesia.

Lewat gerakan ini, pemerintah kota dan kabupaten dibimbing untuk menyusun rencana pembangunanberdasarkanenam dimensi kota cerdas, yaitusmart governance,smart branding,smart economy,smart society,smart living, dansmart environment.

Konsepmasterplanyang telah dirumuskanke dalamRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) nantinya akan ditinjau kembali melalui program cepat (quick wins).

Pada acara penutupan gerakan ini, sebanyak 50kota dan kabupaten memperoleh penghargaan karena dinilai berhasil menyusun rencana induk pembangunan berbasis kota cerdas.

Penghargaan kepada 50 kota dan kabupaten tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Kemenkominfo Budi Arie Setiadi.

“Penghargaan ini kami berikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kota dan kabupaten yang sukses mengadaptasi teknologi untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Budi.

Secara total, ada 241 kota dan kabupaten yang telah berpartisipasi menyusun pembangunan dalam Gerakan Menuju Smart City bersama Kemenkominfo sejak 2017.

Gerakan Menuju Smart City juga turut didukung oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).

Dukungan juga dilakukan oleh Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), dan Kantor Staf Presiden (KSP).

Inisiatif menuju Indonesia Emas 2045

Tak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Gerakan Menuju Smart City juga merupakanjembatan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Harapan di Indonesia Emas 2045 seperti peningkatan kesejahteraan warga, peningkatan kualitas SDM, serta konsep pembangunan berkelanjutan, pada dasarnya sama dengan tujuan besar Gerakan Menuju Smart City,” ungkap Wisnu Nugroho, Managing Editor InfoKomputer yang hadir sebagai moderator di acara ini.

Pasalnya, pada 2045, Indonesia genap berusia emas atau 100 tahun. Pada tahun tersebut, Indonesia ditargetkansudah menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara adidaya di dunia.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Gunungkidul Sunaryanta, Wali Kota Surabaya Edi Cahyadi, dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Surakarta Henny Emma, dan Co-Founder PT INOVASI Alfian Lumanto.

Dalam diskusi panel bertajuk “Peran Gerakan Menuju Smart City dan SmartProvince Menuju Indonesia Emas 2045”, keempatnya setuju bahwa kolaborasi swasta dengan pemerintah dapat mempercepat proses digitalisasi masyarakat maupun instansi pemerintah.

Contoh nyata relevansi kota cerdas dan Indonesia Emas 2045 tercermin dari Kota Surabaya. Seperti diungkap Wali Kota Surabaya, Edi Cahyadi, pendekatan kota cerdas digunakan untuk menciptakan transparansi data dan proses di pemerintahannya.

“Bahkan Ketua RT tahu berapa jumlah keluarga miskin, berapa jumlah anak sekolah, berapa anak yang ikut sinau bareng, dan data lainnya,” ungkap Wali Kota Surabaya, Edi Cahyadi.

Keterbukaan data ini meningkatkan kepercayaan publik atas kinerja pemerintahan, sehingga muncul bibit kolaborasi yang krusial dalam mewujudkan kehidupan kota yang sehat.

“Kolaborasi multipihak dapat membantu pemerintah untuk memperluas jangkauan pilarsmart city, khususnya terkait kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Dengan begitu, sebuah kota tidak hanya maju, tetapi juga sejahtera dan bahagia,” ungkap Edi.

Sementara Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, menyebut pendekatansmart brandingberhasil meningkatkan kunjungan wisata ke wilayahnya.

“Tahun ini kami proyeksikan ada sekitar 2,7 juta wisatawan yang mengunjungi wilayah kami,” ungkap Sunaryanta.

Satu hal yang menarik, kata Sunaryanta, peningkatan jumlah obyek wisata dan pemasarannya sebagian besar terjadi secara organik memanfaatkan ekosistem digital yang sudah ada.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pun secara gigih mendorong peningkatan literasi warganya. Setiap ada kegiatan masyarakat, seperti KKN atau riset, ada tiga topik utama yang diprioritaskan, yaitu Bahasa Inggris, fisika, dan matematika.

“Karena ketiga ini adalah dasar dalam menyambut perubahan di masa mendatang,” ungkap Sunaryanta.

Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surakarta, Henny Emma, menyebut tiga prinsip utama dalam mewujudkan kota cerdas di wilayahnya, yaitupolicy, service,danbureaucracy.

“Yang dimaksudpolicyadalah perumusan kebijakan selalu mengedepankan kebermanfaatan kepada masyarakat,” ungkap Henny.

Sementara itu, menurutnya,servicedanbureaucracymerujuk pada sistem pelayanan yang terintegrasi, cepat, dan mudah.

Gerakan Menuju Smart Province

Tahun ini, Gerakan Menuju Smart City juga diperluas ke tingkat provinsi. Perluasan cakupan ini diharapkan dapat membangun smart province ke depan.

Pemaparan mengenai langkah menuju smart province dijelaskan oleh Wakil Gubernur Yogyakarta Paku Alam XRM Wijoseno Hario Bimo,KadiskominfoJawa Barat Ika Mardiah, dan Direktur Jenderal Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan.

Ketiganya hadir sebagai pembicara dalam diskusi panel bertajuk “Gerakan Menuju Smart Province: Demi Pemerataan Pembangunan”.

Untuk membangun provinsi yang maju, Kemenkominfo Jawa Barat membuat aplikasiJabar Super Apps bernama Sapawarga.

Melalui platform ini, masyarakat Jawa Barat bisa mengakses informasi program pemerintah, layanan administratif, sekaligus menyampaikan aspirasi.

Hampir sama dengan di Jawa Barat,Paku Alam X juga mengatakan bahwa Yogyakarta telah mengadaptasi program Super Apps untuk memudahkan kolaborasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

“Meski mulai memanfaatkan digitalisasi dalam berbagai aspek, tetapi kami tetap tidak melupakan budaya dan kearifan lokal,” ungkap Paku Alam X.

Selain gencar dilakukan kota dan kabupaten peserta Gerakan Menuju Smart City, Semuel mengaku, Kemenkominfo juga terus berupaya untukmemeratakankonsep kota cerdas.

Harapannya, digitalisasi yang merata ini dapat menekan risiko kecemburuan sosial antardaerah.

“Kemenkominfo terus mendampingi seluruh kota dan kabupaten agar bisa bertransformasi secara merata. Dengan begitu, masyarakat bisa tetap betah hidup di daerah tersebut karena dirasa lebih sejahtera dan bahagia,” ungkap Semuel.

Tag

Editor : Sheila Respati