HAI-ONLINE.com –Pandemi Covid-19 secara simultan telah mendorong laju transformasi digital hampir di seluruh aspek kehidupan.
Oleh sebab itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berupaya meningkatkan kompetensi talenta digital anak muda Indonesia agar mampu mengimbangi laju transformasi digital yang tengah berlangsung.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenkominfo Hary Budiarto menyatakan, Kementerian Kominfo mendukung pengembangan talenta digital di Indonesia melalui Program Digital Talent Scholarship (DTS) 2021.
“Untuk melakukan Akselerasi Transformasi Digital, Kementerian Kominfo berupaya mempersiapkan kebutuhan sumber daya manusia talenta digital,” ungkap Hary seperti tertulis dalam keterangan pers yang diterima Intisari-Online.com Senin (1/3/2021).
Baca Juga:Berkomitmen Memeratakan Akses Jaringan 4G, Kemenkominfo Teken Kontrak dengan Provider Telekomunikasi
Hary mengungkapkan, program ini sejalan dengan arahan Presiden guna memperluas akses dan peningkatan infrastruktur digital.
Bahkan Kominfo juga telah mempersipakanroadmaptransportasi digital di sektor-sektor strategis. Baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, hingga sektor penyiaran.
Salah satunya dengan mempercepat integrasi Pusat Data Nasional, dan menyiapkan regulasi, berkaitan dengan skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital.
“Tentunya dalam pemanfaataninfrastruktur digital itu perlu disiapkan pula sumber daya manusianya. Transformasi digital bukan lagi pilihan, tapi sudah menjadi sebuah kebutuhan,” kata Hary.
Baca Juga:Kemenkominfo Siap Lakukan Akselerasi Digital untuk Pemulihan Ekonomi
Lebih lanjut, Hary menjelaskan, bahwa untuk mengimbangi laju transformasi digital, talenta digital juga harus ditingkatkan secara kuantitas maupun kualitas
“Dari sisi kuantitas, Kepala Badan Litbang SDM menyatakan tahun ini Program DTS ditargetkan untuk melatih 100.000 talenta digital,”ujarnya.
Ia juga menerangkan, secara kuantitas saat ini Menteri Kominfo tengah menargetkan melatih 100.000 talenta digital. Bisa dikatakan angka itu hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun.
Sementara dari aspek kualitas, sesuai kebutuhan talenta agar bisa mengadopsi teknologi yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga:Kemenkominfo: Satelit Satria Siap Jadi Tol Langit Penghubung Nusantara
“Akan ada pelatihan untuk beragam keahlian yang bisa dipilih peserta. Adacloud computing, artificial intelegence, internet of things, dan lainnya," tutur Hary.
Menurut Hary, keterampilan yang dilatihkan dalam DTS 2021 disiapkan untuk membekali talenta digital agar bisa memanfaatkan potensi digitalisasi yang bisa berdampak pada peningkataan GDP Indonesia pada tahun 2025 sebesar 150 miliar dollar Amerika Serikat (AS).
"Internet EkonomiIndonesia tercatat mencapai 40 milliar dollar AS di tahun 2019, dan diperkirakan bertumbuh hingga 130 milliar dollar AS di 2025," jelas Hary.
Mengutip laporane-Conomy SEA2020 yang disusun Google, Temasek, danBain & Company, Kepala Badan Litbang SDM menyebutkan Vietnam dan Indonesia adalah negara ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi digital tertinggi pada 2020. Sementara itu, Singapura mencatat penurunan nilai ekonomi digital sebesar 24 persen
"Laporan tersebut juga menggambarkan laju adopsi ekonomi digital Indonesia yang semakin merata, dengan 56 persen konsumen digital baru berasal dari wilayah di luar kota besar," ungkapnya.
Baca Juga:Kemenkominfo Berkomitmen Sukseskan Vaksinasi untuk Awak Media
Membuka dua akademi baru
Dalam forum yang sama, Kepala Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo, Hedi M Idris menyatakan, program stimulan untuk membekali talenta digital Indonesia itu dirancang sesuai dengan kebutuhan industri digital terkini.
"Nilai tambah DTS 2021 selain beasiswa pelatihan untuk peserta, juga akan membuka peluang pemagangan dan kerja karena DTS juga melibatkan industri dan startup digital dalam pelaksanaannya," jelasnya.
Tahun 2021, menurut Hedi M. Idris terdapat penambahan dua akademi baru dengan variasi tema pelatihan yang beragam sesuai dengan kebutuhan transformasi digital.
"Ada total delapan akademi dengan penambahanDigital Leadersip AcademydanTalent Scouting Academydibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Hedi.
Ia menuturkan, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan transformasi digital, Kominfo mengubahOnline AcademymenjadiProfesional AcademydanRegional Development Academydi-upgrademenjadiGovernment Transformation Academy.
Baca Juga:Menkominfo dan Presiden Joko Widodo Tinjau Proses Vaksinasi Awak Media
Sebagai informasi, rencananya Kemenkominfo akan menggelar semua pelathian secara daring dengan melibatkan mitra perguruan tinggi danglobal technology company.
"Ada mitra pelaksana dari perguruan tinggi universitas negeri dan swasta, politeknik. Ada pula tiga startup digital Dicoding, Tokopedia dan Gojek. Kemudianglobal technologyada dari Amazone Web Service (AWS), Cisco Networking Academy, Google, Microsoft, IBM, Progate, Facebook, Red Hat, dan Oracle," tambah Hedi.
Program DTS 2021 tahun ini terbuka untuk angkatan kerja muda, PNS-TNI/Polri dan masyarakat umum.
"Peserta bisa mendaftar melalui lamandigitalent.kominfo.go.id," imbuhnya.
Hedi menyatakan, di tahun ini tingkat keahlian yang diajarkan mulai dari levelbasic, intermediate,hinggaadvancedigital skill.
Tak hanya membekali peserta terpilih dengan keterampilan digital saja, namun juga di sebagian akademi ada peluang bagi peserta untuk mengikuti sertifikasi.
"Ada juga pasca pelatihan yang akan berisicoaching clinic, personal development dan kompetensi bahasa Inggris agar talenta digital, terutama yangfresh graduatelebih siap kerja," jelasnya.
Baca Juga:Penuhi Kebutuhan Masyarakat, Pemerintah Terapkan Strategi Hilir-Hulu Digitalisasi Indonesia
Hedi M Idris mengungkapkan Program DTS sudah membuka pendaftaran untukProfessional Academy(PROA) danDigital Entrepreneurship Academy(DEA) mulai 14 Februari 2021.
“PROA ditujukan meningkatkan kapabilitas tenaga kerja terampil di bidang teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan industri.Sementara, DEA akan mencetak talenta digital di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),” jelasnya.
Setelah pendaftaran, untuk PROA, menurut Kapusbang Proserti akan ada tes substansi yang perlu diikuti.
“Untuk DEA bisa langsung ikut seteah sebelumnya dilakukan verifikasi kesesuaian Kartu Tanda Penduduk dalam pendaftaran melalui webdigitalent.kominfo.go.id,” ujarnya.
Semua pelatihan dalam Program DTS, menurut Hedi M. Idris ditujukan untuk meningkatkan keterampilan dan membekali kompetensi dan sertifikasi keahlian.
“Secara umum DTS untukre-skillingdanupskilling. Untuk DEA ditujukan agar ibu rumah tangga dan masyarakat umum bisa meningkat kemampuanenterpreneurship-nya,”kata Hedi.