Mana yang Paling Berbahaya di Kehidupan Sosial, Psikopat dan Sosiopat?

Kamis, 02 Maret 2023 | 15:05

HAI-Online.com - Banyak dari kita yang menduga bahwa psikopat dan sosiopat mempunyai sifat yang sebelas dua belas alias sama. Namun, istilah keduanya jika diperinci akan sangat berbeda.

Yap, sosiopat seperti dikutip dari Kompas Sains adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tampaknya tidak memiliki hati nurani, penuh kebencian, atau layak dibenci balik.

Sedangkan, istilah psikopat digunakan untuk menunjukkan sosiopat yang lebih berbahaya, seperti pembunuh berantai.

Baca Juga: Sering Dituduh Sebagai Dalang Kematian Kurt Cobain, Courtney Love: Masih Ada Aja yang Bilang Gue Psikopat...

Meski istilah sosiopat dan psikopat sering digunakan secara bergantian dan mungkin tumpang tindih, masing-masing memiliki garis perbedaan yang jelas.

Misalnya, sosiopat adalah istilah tidak resmi untuk gangguan kepribadian antisosial (APD), sementara psikopat bukanlah diagnosis resmi dan tidak dianggap sebagai APD.

Dijelaskan secara lebih gamblang oleh Verywell Mind, psikopat diartikan sebagai orang dengan sedikit atau tanpa hati nurani, tetapi mampu mengikuti konvensi sosial jika sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sosiopat memiliki kemampuan terbatas untuk merasakan empati dan penyesalan. Mereka juga lebih cenderung lepas kendali dan bereaksi keras ketika dihadapkan pada konsekuensi tindakan mereka.

Baca Juga: Menolak Dihukum Push Up oleh Guru PJOK, Siswa SMK Ini Ngamuk!

Nah, untuk lebih jelas lagi mari kita simak ciri-ciri keduanya:

Sosiopat

  • Mereka nggak peduli bagaimana perasaan orang lain
  • Berperilaku dengan cara marah dan impulsif
  • Rawan amarah
  • Mengenali apa yang mereka lakukan tetapi merasionalkan perilakunya
  • Tidak dapat mempertahankan pekerjaan biasa dan kehidupan keluarga
  • Dapat membentuk keterikatan emosional, tetapi sedikit sulit
Psikopat

  • Berpura-pura peduli
  • Menunjukkan perilaku berhati dingin
  • Gagal mengenali kesulitan orang lain
  • Memiliki hubungan yang dangkal dan palsu
  • Mempertahankan kehidupan normal sebagai kedok untuk aktivitas kriminal
  • Gagal membentuk keterikatan emosional yang tulus
Sebagai penjelasan tambahan, Willem HJ Martens berpendapat dalam artikel nya yang berjudul "The Hidden Suffering of the Psychopath" bahwa psikopat terkadang menderita rasa sakit emosional dan kesepian.

Sebagian besar dari mereka menjalani kehidupan yang penuh luka dan ketidakmampuan untuk memercayai orang lain, tetapi seperti setiap manusia lainnya, mereka juga ingin dicintai dan diterima.

Namun, perilaku mereka sendiri membuat penerimaan ini sangat sulit dan sebagian besar menyadarinya.

Beberapa orang merasa sedih dengan tindakan yang tidak dapat mereka kendalikan karena mereka tahu hal itu semakin mengisolasi mereka dari lingkungan sosial atau orang lain.

Baca Juga: Netflix Mendesak Para Penontonnya untuk Nggak Mengidolakan Ted Bundy

Hingga kini, penyebab pasti sosiopat tidak dapat dipahami dengan baik, tetapi diyakini bahwa lingkungan seseorang, masa kecil mereka dan cara mereka diasuh, mungkin memainkan peran yang lebih besar.

Sementara psikopat dikaitkan dengan adanya disfungsi di area otak, yang disebut amigdala, yang bertanggung jawab atas kemampuan seseorang untuk bereaksi dengan tepat terhadap peristiwa yang berpotensi berbahaya atau mengancam.

Bagian otak ini juga membantu mengatur emosi. Perubahan pada struktur dan fungsi bagian otak tertentu, seperti korteks prefrontal, korteks temporal, dan struktur paralimbik, telah diidentifikasi pada orang dengan psikopat. Namun, lingkungan juga diyakini berperan dalam membentuknya. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya