HAI-ONLINE.COM – Kisruh yang terjadi pada Slank saat munculnya kabar pemecatan Bongky, Pay dan Indra melalui surat dari Bimbim memang cukup bikin gempar pada 1997 itu.
Persoalan terkait perpecahan Slank sesungguhnya udah lama beredar, sejak sebelum Bimbim melayangkan surat pemecatan kepada tiga personel Slank itu.
Juga jauh sebelum peluncuran album gres Slank yang berjudul Lagi Sedih.
Malah konon, hal tersebut udah berlangsung menjelang pembuatan album Generasi Biru (1994).
Baca Juga: Dianggap Salah Bantu Band Lain, Pay: Pemasukan dari Slank Nggak Terlalu Besar
“Slank udah nggak jelas arahnya,” ungkap Bongky (bass) kala itu, dikutip dari arsip majalah HAI edisi 8/XXI/1997.
Karena itulah Bongky berinisiatif bikin vakum Slank selama satu tahun, yang turut disetujui oleh Bimbim dan Kaka, terhitung mulai September 1996.
Para personel pun mengisi waktu mereka dengan kesibukan masing-masing, yang masih berada di ranah musik.
Long story short, pada 5 Februari 1997, muncullah pasaran album Slank dengan judul seperti ditulis di atas tadi, “Lagi Sedih”.
Di dalamnya pun terdapat nama Budi Soesatio yang merupakan produser Slank dulu, yang juga pernah bertikai dengan Bimbim cs.
Nggak lama kemudian menyusul pula surat pemecatan dari Bimbim buat Pay dan Indra. Lantas Bongky pun kalaitu mengontak Indra.
“Apa hak mereka memecat kita? Mereka kan pasti pake alat gue,” sembur Indra berapi-api pas itu mengadu ke redaksi HAI.
Baca Juga: Kaka Pernah Ledek Band Pay Burman: Musiknya Terkesan Murahan
Yap, memang waktu itu semua perangkat studio rekam Indra dipindahkan dari Pulo Kemuning I/3 Patal Senayan, Jakrta, ke jalan Potlot 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Pernyataan Indra itu kemudian ditangkis oleh Bimbim, dengan bilang, “Tapi, kita bayar kok.”
Diketahui setelahnya Indra pun buru-buru mengangkut kembali peralatan miliknya itu, yang kemudian membuka tempat baru di kawasan Cinangka, Cimanggis, Bogor.