Fenomena Penonton Gigs Lokal Naik ke Panggung: Norak Apa Maklum?

Kamis, 02 Februari 2023 | 11:30
HAI

Gigs Pee Wee Gaskins di Rossi Musik Jakarta

HAI-ONLINE.COM -Akhir-akhir ini, marak aksi penonton gigs yang bikin beberapa performers merasa nggak nyaman, bahkan sampai merusak alat-alat.

Hal ini nggak cuma terjadi dalam satu ataupun dua kali, melainkan sering ditemukan di beberapa event musik yang punya cukup banyak penonton.

Nggak cuma kerugian secara material, beberapa kasus pelecehan seksual oleh penonton kepada performers kerap ditemukan di beberapa kesempatan.

Dalam beberapa ragam musik tersendiri, termasuk genre rock, punk rock, dan heavy metal, memanglah hal lumrah ketika dipenuhi sama banyak aksi penonton yang unik.

Hal-hal kayak crowd surfing, stage diving, hingga moshing udah nggak jadi suatu hal yang aneh saat pagelaran acara ditampilkan.

Tapi, tentunya hal tersebut dirasa kurang ‘elok’ sama beberapa orang, ketika akhirnya sampai menimbulkan kerugian secara material maupun psikis.

Terbaru, salah satu pengguna Twitter dengan username @jolayjali mengunggah sebuah cuitan yang menampilkan tentang beberapa oknum penonton yang ikut ‘mejeng’ di atas stage dalam kurun waktu yang cukup lama, di tengah-tengah performers suatu band (29/01).

Pasalnya, hal tersebut bikin bikin fans lain terganggu karena nggak bisa melihat musisi idola mereka yang terhalangi sama oknum penonton.

Nggak cuma itu, kejadian tersebut bikin netizen makin geram karena oknum penonton dalam acara tersebut ikut mengambil alih microphone yang seharusnya dipegang oleh vokalis.

Dongker, selaku salah satu band yang lumayan sering panggungnya 'ditongkrongin' penonton, punya pendapatnya sendiri.

"Kalau terkait penyematan ‘norak,’ menurut saya cukup subjektif. Saya tidak ada komentar untuk ini. Sedangkan untuk konteks terganggu yang dimaksud di panggung kemarin, aksi naik panggung tersebut mengakibatkan banyak penonton di bagian belakang nggak bisa menikmati. Dan beberapa kali mic yang diambil mengakibatkan Arno ataupun saya tidak bisa bernyanyi dengan kondusif," tutur Delpi, gitaris Dongker.

"Jangan takut untuk bersenang-senang di gigs ataupun konser, karena musik ada buat bersenang-senang. Tapi, jangan lupa untuk saling menjaga antar audiences, penyelenggara, dan band, agar ekosistem yang kita sukai (musik) bisa terus bertahan," lanjutnya.

HAI juga udah nanya beberapa ‘penonton gigs’ tentang tanggapan mereka mengenai fenomena ini.

Dalam sesi wawancara ini, terdapat beberapa narasumber yang merupakan performers, atau mereka yang pernah punya pengalaman manggung di suatu tempat.

Ketika ditanya mengenai tanggapan mereka, hampir semua narasumber menganggap bahwa aksi para oknum tersebut adalah hal yang salah dan nggak perlu.

“Untuk konteks band metal, sebenarnya naik ke atas panggung buat dive itu normal. Tapi, kalau udah sampe ngerusak alat, ngeganggu kenyamanan, dan ngerugiin artis sih udah kelewatan. Semua orang harus tau batasan dan bisa nahan diri biar semuanya nyaman,” ucap Kiki.

“Benci banget sama yang 'norak' kayak mereka tuh! Ganggu banget. Orang yang datang ke gigs tuh tujuannya buat bersenang-senang, tapi kok malah diganggu sama orang-orang ini,” tutur yang lainnya.

Di samping itu, ada narasumber yang ngejelasin kalau aksi serupa sebenarnya cukup lumrah selama tujuannya cuma buat melakukan stage diving, dan nggak bikin orang lain bete.

“Bisa dibilang norak, dan bisa enggak. Disebut norak ya kalau terlalu berlebihan sampai menghalangi talent yg main. Kalau sebentar mungkin oke, tapi kalau sepanjang lagu mereka diam di stage terus sih cukup mengganggu ya,” jelas Arul.

“Pandangan aku sih yaa boleh-boleh aja ngambil alih mic vokalis atau backing vocal, tapi ya liat kondisi dulu lah, apakah memungkinkan atau nggak.”

“Liat juga stage-nya, apakah memungkinkan untuk dinaiki atau nggak. Di stage tuh nggak cuma ada personil band doang. Di bawahnya tuh ada kabel, pedal, dan lain lain,” tambah Derry.

Baca Juga: Bantah Stigma Kuno, FSTVLST Ajak Penggemar Perempuan Stage Diving Bareng!

Beberapa pembicara juga punya pengalaman serupa ketika mereka dirugikan sama para oknum penonton tersebut.

“Pernah tuh pas gue manggung, asem banget ada yg rebut mic terus chaos gitu sampai mulut gue kejedot, dan bibir gue sobek,” tutur Gilang.

Kejadian ini tentunya jadi bukti nyata bahwa beberapa ‘act berlebihan’ dari oknum penonton yang kurang aware bisa menimbulkan banyak kerugian buat orang lain.

Terakhir, mereka berharap supaya kedepannya para ‘oknum penonton’ tersebut secepatnya berkurang, dan gigs bisa jadi safe space buat bertukar energi dan kebahagiaan

“Pesan buat kalian, pokonya saling menghargai lah sama band atau sama penonton. Karena acaranya bukan tentang lo doang.”

“Lo boleh ambil alih mic, tapi jangan bikin orang lain nggak nyaman, apalagi sampai band-nya nggak nyaman. Yang nggak enak kan promotor atau yang punya acaranya.”

“Nikmati aja acaranya, gausah bikin ulah yang aneh-aneh,” ucap Derry.

Tag

Editor : Alvin Bahar