HAI-ONLINE.COM –Akhir-akhir ini, media sosial lagi dibikin rame sama sekelompok anak muda asal Bandung yang terjun langsung ke titik-titik sungai kotor buat membersihkan sampah yang menumpuk.
Berawal dari keresahan mereka sebagai korban sampah yang rumahnya sering kebanjiran, Ikhsan, Rifqi, Rafli, Gilang, dan Agung, membangun sebuah kelompok aksi lingkungan bernama Pandawara.
Nama Pandawara sendiri dipetik dari kisah Mahabharata, yakni ‘5 Pandawa’, sedangkan sisanya ‘wara’ diambil dari Bahasa Sunda yang artinya ‘berita baik’.
Berfokus untuk mengurangi jumlah sampah di Indonesia, sejauh ini mereka telah membersihkan 80 titik tumpukan sampah dalam kurun waktu hampir 1 tahun, termasuk sungai, parit, bahkan septic tank.
Dalam obrolannya bersama Tonight Show (21/01/23), grup asal Kopo, Bandung Selatan, ini bilang kalau mereka ingin membuat sebuah social media syndrome, yang bikin anak muda Indonesia termotivasi buat melakukan movement di lingkungan mereka.
Bukan cuma ngasih impact di media sosial, di umur mereka yang baru menginjak awal 20-an, Pandawara berhasil mempengaruhi anak-anak muda lainnya buat bergerak.
Sejauh ini, tercatat udah banyak anak-anak muda dari kota lain yang mengikuti jejak mereka dengan bikin kegiatan yang serupa.
Beberapa wilayah besar kayak Aceh, Bali, dan sekitarnya, bahkan udah melakukan gerakan dengan bikin nama grup mereka sendiri, dan berangsur-angsur mulai turun ke lapangan buat membersihkan sampah.
Hal tersebut tentunya mendapatkan atensi yang positif dari masyarakat, termasuk instansi pemerintah.
Lewat wawancaranya di channel YouTube Denny Sumargo (14/01/23), grup pemuda ini ngebocorin kalau sekarang mereka lagi dalam proses untuk membuat sebuah kampanye ‘2030 Indonesia Zero Waste’ bersama beberapa instansi pemerintah, salah satunya BUMN.
Selain itu, mereka juga udah sempat dihubungi sama beberapa nama besar lain, diantaranya Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup, dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Baca Juga: Menerapkan Gaya Hidup Zero Waste di Era Modern, Yuk Peduli sama Bumi!
Dikutip dari channel YouTube Denny Sumargo, awalnya Pandawara cuma membersihkan beberapa titik sampah penyebab banjir di sekitaran rumah mereka.
Namun setelah diselidiki, ternyata masalah banjir dan sampah tersebut nggak se-simple itu.
Pasalnya, sampah yang menumpuk ternyata bukan cuma bersumber dari lingkungan sekitar, melainkan lebih kompleks lagi karena mereka diangkut oleh arus air dari sungai-sungai sebelumnya.
Hal kompleks itulah yang menggerakkan hati mereka buat explore lebih banyak sungai di Kota Bandung, bermodal biaya operasional pribadi dan alat-alat seadanya, yang akhirnya meluas ke titik-titik lain hingga saat ini.
Tetapi, melakukan kegiatan ‘extreme’ kayak gitu bukan tanpa resiko. Beberapa kejadian ‘nggak biasa’, tentunya sering mereka alami.
Bahkan, salah satu anggota mereka, Ikhsan, pernah ‘hampir’ tewas terbawa arus air akibat adanya gelombang sungai setinggi 2-meter, yang tiba-tiba muncul ketika sedang membersihkan sungai.
Berbagai hewan buas termasuk ular dan beberapa bangkai hewan, sering kali mereka dapati ketika lagi turun di lapangan.
Tentunya, dampak air sungai yang ‘kotor’ pun jadi salah satu resiko terbesar buat kesehatan mereka.
Selain itu, masyarakat yang nggak bisa diajak ‘berkoordinasi’ turut jadi tatantangan mereka dalam hal ini.
Contohnya, kejadian ‘pungli’ di TPS yang pernah dijumpai, dan beberapa masyarakat yang alih-alih membantu, melainkan malah menambah pekerjaan mereka dengan menyuruh membersihkan titik lain.
Nggak lupa, komentar orang-orang di media sosial yang merasa nggak sejalan, dan menyudutkan mereka.
Menanggapi hal tersebut, Pandawa nggak terlalu peduli karena mereka nggak punya niat yang macam-macam selain untuk membersihkan sungai.
“Kita nggak terlalu memedulikan komentar negative,” tutur salah satu anggota Pandawa, Gilang, lewat podcast Denny Sumargo.
Sejauh ini, kesulitan yang mereka hadapi adalah kurangnya alat-alat mumpuni, yang terkadang menghambat pekerjaan mereka karena kapasitas yang terbatas.
Dengan adanya gerakan rutin yang mereka lakukan, Pandawara berharap supaya bisa mencapai goals, yakni ketika mereka akhirnya kehabisan konten untuk membersihkan sampah karena Indonesia sudah ‘zero waste’.
Pandawara juga berharap supaya kedepannya masyarakat dan pemerintah bisa bekerja sama untuk memperbaiki masalah sampah di Indonesia, karena menurut mereka masalahnya bukan cuma di pemerintah aja, tetapi juga di masyarakat.
Sikap masyarakat yang jauh dari kata sadar dan nggak peduli dengan sekitar bikin masalah sampah ini semakin kompleks dan berulang.
“Jangan saling menyalahkan, ini cuma masalah kesadaran,” tutur Pandawa.