Vokalis Måneskin: Penggemar Rock Tradisional Bukan Target Kita

Kamis, 26 Januari 2023 | 20:05
Sven Mandel from Wikimedia Commons

Måneskin during Rock am Ring at Nürburgring, Nürburg, Rheinland-Pfalz, Germany on (03/06/22).

HAI-ONLINE.COM –Di tengah-tengah masa lockdown yang saat itu bikin stuck banyak musisi, band rock asal Italia, Måneskin, memenangkan Eurovision Song Contest 2021 dan malah menjadi sebuah sensasi di tahun itu.

Melansir dari artikel Louder, lagu riff-driven milik mereka yang berjudul ‘Zitti E Buoni’ berhasil meraih hadiah utama di Eurovision, dan memuncaki urutan ke-17 di tangga lagu Inggris dengan kategori lagu berbahasa Italia tertinggi dalam tiga dekade.

Kebangkitan Måneskin dimulai dari adanya frustrasi mengenai kurangnya kesempatan bagi band-band unsigned di Italia.

Sebelum mengikuti ajang Italian X Factor pada 2017, mereka memulai karirnya dengan bermain di tempat-tempat sederhana kayak restoran dan jalanan Roma.

Tetapi sekarang, mereka sukses telah menjual seluruh tiket konser untuk bulan Mei mendatang, di O2 Arena London aka Millennium Dome, yang siap menempatkan merek glam-rock mereka di depan jutaan orang.

FYI, band yang didirikan sejak 2016 ini, baru aja meluncurkan sebuah album baru yang berjudul ‘Rush’ (20/01/23).

HAI mengumpulkan hasil percakapan antara Måneskin dan Louder, yang dikutip dari artikel original milik Chris Lord.

Dalam sesi obrolan tersebut, frontman Damiano David dan bassist Victoria De Angelismenjawab beberapa pertanyaan, khususnya tentang tahun 2023 bagi band mereka.

Sven Mandel from Wikimedia Commons

Måneskin during Rock am Ring at Nürburgring, Nürburg, Rheinland-Pfalz, Germany on (03/06/22).

Setelah memenangkan Eurovision di tahun 2021 dan semua atensi yang menyertainya, gimana hasil tahun 2022 buat lo?

Victoria De Angelis: Kita udah melakukan banyak hal gila yang nggak pernah kita duga. Kita pada dasarnya melakukan tur ke mana-mana, main di semua kota, ketemu banyak orang keren, tampil di acara TV, festival, jadi kita semangat banget.

Damiano David: Semuanya berjalan lebih cepat, dan lo harus membuat keputusan lebih cepat. Tapi kita selalu berusaha melakukan hal-hal yang kita yakini.

Sebelum Eurovision, band lo adalah runner-up di X Factor Italia pada 2017. Terkadang ada anggapan kalau jalan ini adalah jalan pintas menuju kesuksesan. Apakah lo khawatir kalau lo nggak dianggap serius sebagai sebuah band rock?

Damiano David: Gue bakalan bilang kalau penggemar rock tradisional bukan target kita [tertawa].

Victoria De Angelis: Kita nggak peduli tentang itu, karena kalau lo benar-benar pecinta musik, lo harus menilai musiknya, dan bukan dari mana asalnya. Bukan tujuan kita buat meyakinkan fans rock’n’roll kalau kita benar-benar rock. Kita cuma melakukan ‘our own thing’.

Victoria De Angelis: Apalagi ketika kita punya kesempatan buat main bareng legenda kayak Iggy Pop, The Stones, Guns N 'Roses, dan bahkan mereka nggak memikirkannya, jadi orang lain juga seharusnya nggak boleh. Seenggaknya kita nggak mainin trap atau hip-hop!

Lebih jauh dari Eurovision, menurut lo apa yang menarik tentang Måneskin buat arus mainstream?

Damiano David: Kalau kita ngomongin tentang musik analog dalam 10 tahun terakhir, gue pikir kita mengisi tempat kosong tersebut. Juga live perform kita, kita ngelihat semakin sedikit kinerja aktual dan lebih banyak trek latar dan set DJ.

Damiano David: Mungkin dengan Eurovision, orang ngelihat kalau kita benar-benar bermain. Cuma kita berempat yang dipenuhi sama banyak musik dan kebisingan.

Damiano David: Gue pikir itulah yang menonjol dan bikin kita sedikit berbeda dari mayoritas artis mainstream.

Apa hal teraneh yang terjadi sama band lo di tahun ini?

Damiano David: Ngobrol bareng Red Hot Chili Peppers layaknya udah kenal lama. Kita ngelakuin banyak hal gila sama Beck.

Damiano David: Atau ada James Hetfield dari Metallica di ruang ganti tanpa kita sadari!

Bagaimana album ketiga lo terbentuk?

Damiano David: Kita akhirnya menyelesaikan semuanya: cover, track-list, semuanya. Gue pikir yang berikutnya bakalan lebih rumit dari segi personality. Lo harus melihatnya dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda buat memahaminya.

Damiano David: Yang keren adalah hal ini nunjukkin perbedaan di antara kita berempat. Bukan dengan yang satu mengungguli yang lain, tapi lebih kayak menyatukan perbedaan kita buat bikin musik yang bagus.

Kali ini lebih banyak pressure nggak sih?

Victoria De Angelis: Waktu kita di studio, kita mencoba buat melupakannya dan ngelakuin apa yang kita suka. Karna kalau nggak, maka hasilnya bakalan membosankan dan fake.

Victoria De Angelis: Hal yang bikin kita kesal adalah kita nggak punya banyak waktu. Kita udah ngelewatin tahun yang gila ini dan nggak punya kesempatan buat merekam lagu, mendengarnya, dan ngubah banyak hal.

Victoria De Angelis: Ini bisa ‘menarik’ karena ini ‘instinctive’. Tapi di saat yang sama ngilangin pemikiran dan 100% yakin sama setiap detail. Ini ‘Rush’.

Baca Juga: Maneskin Umumkan Kolaborasi bareng Tom Morello di Single Terbarunya!

Apakah bernyanyi dalam bahasa Italia dan Inggris adalah bagian dari identitas band lo?

Damiano David: Ya, gue pikir itulah bagian dari identitas kita dan bukan tanggung jawab, tapi kita hampir harus ngelakuinnya karena kita mewakili Italia.

Damiano David: Bakalan sangat disayangkan buat melepaskan musik Italia, karena dari sudut pandang tertentu itulah yang bikin kita sukses.

Lo keluar dari Reading/Leeds Festivals tahun ini buat tampil di MTV Video Music Awards. Itu keputusan band atau manajemen?

Damiano David: Setiap kali kita punya konflik jadwal, susah banget buat kita untuk memilih karena kita pengin melakukan segalanya.

Damiano David: Ketika lo punya banyak peluang, sulit buat 100% fokus dan milih hal yang benar. Ada banyak tekanan, tapi itu adalah keputusan band.

Damiano David: Kita nggak pernah membiarkan siapa pun memaksa kita buat melakukan sesuatu. Kita masih belum bisa bilang kalau itu hal yang benar buat dilakukan. Itu cuma sesuatu yang menurut kita yang terbaik buat kesehatan kita.

Lo bakalan main di O2 Arena London di bulan Mei nanti dan tiketnya ludes. Itu bagus!

Damiano David: Kita nggak tahu kenapa, tapi kita pinter ngejual tiket [tertawa]. Tur pertama kita di Italia tiketnya ludes dalam waktu sekitar 7 menit aja. Ini kayak ada mantra sihir di anatar kita, tapi kita nggak tahu alasannya.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya