HAI-Online.com- Jalan-jalan keliling ibukota Jakarta memang sudah dipermudah dengan akses transportasi umum yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Namun, ada bedanya lho jalan-jalan sendirian dengan bersama-sama menapaki wisata Urban di Jakarta bareng Enjoy Creative Jakarta.
Yap, kamu nggak perlu sendirian mengenal Jakarta, dengan adanya program dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, kegiatan Walking Tour ke Kawasan Pariwisata Urban jadi lebih seru, kaya, terkoneksi dan pengunjung jadi bisa mengenal lebih dalam sejarah Jakarta.
Ada yang bilang kenal Jakarta aja nggak cukup, tapi mengenal lebih dalam bikin kita makin sayang Jakarta, iya nggak sih?
“Sebagai zalah satu pilar pengembangan kawasan pariwisata urban di Provinsi DKI Jakarta, Enjoy Creative Jakarta ini hadir. Bersama tim Ekonomi kreatif, program ini sangatlah cocok untuk dikembangkan di Jakarta dan sudah saatnya Jakarta mendorong ekonomi kreatif serta mengembangkan dan menjadi penyedia platform sektor yang mengandalkan ide, pengetahuan, dan kreativitas," ujar Gumilar Ekalaya, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif.
Dijelaskannya, program Enjoy Creative Jakarta bakal mengedepankan tiga kawasan wisata urban Jakarta, diantaranya Blok M Jakarta Selatan, Pecinan Glodok Jakarta Barat, serta Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara.
Penetapan lokasi pariwisata urban ini sudah dikukuhkan melalui Keputusan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, beberapa lokasi pariwisata urban diantaranya Pasar Baru di Jakarta Pusat, Jatinegara di Jakarta Timur, Blok M di Jakarta Selatan, Pluit dan Pantai Indah Kapuk di Jakarta Utara.
Untuk diketahui, pariwisata urban sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Gubernur tersebut merupakan aktivitas pariwisata dengan ketentuan bertempat di perkotaan dengan segala karakteristik perkotaan yang kental, destinasi pariwisata urban menawarkan beragam pengalaman dan produk budaya, arsitektur, teknologi, sosial dan alam yang luas untuk liburan serta bisnis.
Produk wisata ini melibatkan masyarakat, komunitas lokal, serta pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif, memanfaatkan secara optimal fasilitas ruang publik yang tersedia dan memberikan kontribusi terhadap pemulihan sektor pariwisata dalam rangka peningkatan perekonomian Provinsi DKI Jakarta.
Adapun mategori Pariwisata Urban di Provinsi DKI Jakarta, meliputi: Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata Belanja, Wisata Rekreasi, Wisata Kuliner, Wisata MICE (Meetings, Incentives, Conferencing, Exhibitions), Wisata Olahraga/ kebugaran, Wisata Religi dan Ziarah, Wisata Alam.
"Kami menyiapkan 3 lokasi kawasan pariwisata urban yaitu nostalgia Jakarta di Blok M, Pecinan Glodok dan Pantjoran PIK sebagai aktivasi Enjoy Creative dengan berkolaborasi dengan konten kreator ternama serta rekan media," katanya lagi.
Mengeksplorasi tiga kawasan tersebut, pengunjung wisata Urban ini akan dibWa ke rute Kawasan Blok M yang dijelajahi di antaranya Taman Mataram, Mesjid Al Azhar, Halte Integrasi CSW, M. Bloc Space, Taman Literasi Martha Christina Tiahahu.
Adapun rute wisata urban di Kawasan Pecinan Glodok meliputi Pantjoran Tea House, Wihara Darma Bakti, Gereja Santa Maria de Fatima, Toa Se Bio, Petak Enam, dan rute Kawasan Pantjoran PIK Pantjoran PIK dan Gerbang, Dewa Kekayaan (Cai Shen Ye), Dewa Pelindung Perdagangan (Guan di Koan Kong), Pagoda dan Dewi Kwan Im.
Pemerintah Provinsi DKI menargetkan 10 persen dari 30 juta lebih atau 3 juta wisatawan domestik datang ke Ibu Kota per tahun. Target tersebut direncanakan tercapai melalui program wisata perkotaan (Urban Tourism) yang tengah dikembangkan di 5 wilayah kota administrasi.
Dengan program ini, Andhika Permata, berharap, Kota Jakarta tidak lagi dianggap hanya sebagai pintu masuk, embarkasi, atau transit dalam sebuah perjalanan, tetapi justru sebagai daya tarik dan tujuan wisata tersendiri.
“Lewat kegiatan walking tour, harapannya semakin banyak orang yang dapat menikmati wisata urban di Jakarta. Mengutip ucapan orang bijak, Doug Lansky bilang ‘a city can have tourists but tourists can’t have a city’, dengan kehadiran wisatawan baik lokal dan internasional yang berwisata di Jakarta, tidak membuat Jakarta melupakan identitas atau nilai-nilai lokal yang dimiliki," tutup Andhika Permata. (*)