Kelompok Ini Paling Rentan Keparahannya Jika Terpapar COVID-19, Lindungi Dengan Cara Ini!

Kamis, 15 Desember 2022 | 15:45

elain para lansia dan anak-anak, ada satu lagi kelompok yang rentan terkena COVID-19 karena bisa menimbulkan keparahan tinggi.

HAI-Online.com- Tahukah kamu, selain para lansia dan anak-anak, ada satu lagi kelompok yang rentan terkena COVID-19 karena dapat menimbulkan keparahan tinggi pada pasien yang terjangkit.
Nah, untuk menjaga kesehatan bersama selama pandemi, kita perlu tahu bahwa mereka yang masuk Kelompok rentan ini adalah pasien kanker.
Berdasarkan data Globocan, total kasus kanker di Indonesia pada tahun 2020 mencatat angka 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus.
Baca Juga: Terbuat dari Bahan Lokal, Herbalife Ubah Kunyit Jadi Immunoturmeric untuk Kesehatan Imun Tubuh!
Maka dari itu, sebagai orang-orang yang termasuk dalam kelompok rentan, mereka ini punya risiko terjangkit COVID-19 lebih tinggi karena sistem kekebalan mereka yang terganggu.
Kekebalan tubuh pasien kanker juga lemah sehingga tubuh mereka kurang mampu melawan penyakit dan infeksi, termasuk virus penyebab COVID-19.
Pasien kanker juga memiliki risiko lebih
tinggi mengalami keparahan, perawatan di rumah sakit dan kematian akibat COVID-19. Salah satu penyebabnya adalah kondisi respon imun pasien yang belum cukup memadai untuk memberikan proteksi terhadap penyakit/infeksi, salah satunya virus SARS-Cov-2, penyebab COVID-19.
Kondisi tersebut dapat berasal dari kanker itu sendiri maupun efek samping dari terapi kanker. Imunisasi yang efektif harus menginduksi stimulasi jangka panjang baik sistem imun humoral maupun seluler yang dimediasi oleh sistem adaptif dengan memproduksi sel efektor untuk infeksi saat ini maupun sel memori untuk infeksi di masa depan oleh agen patogen.
Ada berbagai jenis vaksin yang sedang digunakan atau sedang dikembangkan untuk pencegahan penyakit menular. Dalam kondisi ideal, vaksin seharusnya mampu memicu sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Namun, setiap jenis vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat mempengaruhi stimulasi sistem kekebalan tubuh sehingga membatasi kegunaan jenis vaksin tersebut.
Berdasarkan penelitian Recovery yang dirilis oleh Linardou et. al, terjadi perbedaan respons tubuh terhadap vaksin yang diberikan ke dua kelompok yakni kelompok pasien kanker dan
kelompok orang sehat (controls) di mana respon imun para pasien kanker lebih rendah terhadap vaksin tersebut.
dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik menyebutkan dengan melihat fakta tersebut, terdapat kelompok pasien kanker yang berisiko belum mendapatkan perlindungan yang sama optimalnya dengan masyarakat sehat, bahkan setelah pemberian vaksin.
"Maka pada kelompok pasien tersebut, imunisasi pasif berupa antibodi monoklonal dapat menjadi opsi sebagai extra protection," ujarnya di acara virtual pada Kamis (15/12/2022).
Baca Juga: Gandeng Tiga Ikon Fashion Indonesia, Brand Lokal Ini Tawarkan Koleksi Klasik Berdesain Timeless

Untuk terlindungi dari COVID-19, selain menggunakan vaksin yang secara aktif dapat merangsang sistem imun untuk pembentukan antibodi, pada populasi tertentu khususnya pasien kanker, terdapat terapi imunisasi pasif seperti antibodi monoklonal yang disebutkan dr. jeffry tadi dan mungkin dapat menjadi salah satu opsi bagi pasien tersebut untuk mendapatkan proteksi tambahan terhadap COVID-19.
Untuk diketahui, antibodi monoklonal menargetkan Spike Protein Virus COVID-19 sebagai langkah pencegahan (Preexposure Prohylaxis/ PrEP) terhadap Infeksi SARS-CoV-26.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, antibodi monoklonal bakal dapat mencegah terjadinya infeksi COVID-19 pada Kelompok Rentan, yaknk pasien kanker.
Di sisi lain, antibodi monoklonal dapat memberikan perlindungan jangka panjang hingga 6 bulan dan efektif melawan virus SARSCov-2 yang telah bermutasi. Efektivitas Vaksin COVID-19 berkurang pada individu dengan gangguan fungsi sistem imun.
Sebagai solusi, individu dengan gangguan sistem imun memerlukan opsi tambahan untuk mendapatkan perlindungan yang lebih optimal terhadap infeksi COVID-19.
Cancer Information and Support Center (CISC), melalui Aryanthi Baramuli Putri selaku Pendiri dan Ketua CISC, menyampaikan, selain vaksin dan antibodi monoklonal, pasien kanker juga diimbau untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M: menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker.
"Apabila dibutuhkan, CISC juga senantiasa hadir untuk memberikan dukungan dan menyediakan informasi terkait pasien kanker dalam melindungi diri dari COVID-19," pungkasnya. (*)

Editor : Al Sobry