Noah, Sang 'pembasmi' Boyband & Girlband, Penyelamat Musik Indonesia (?)

Minggu, 11 Desember 2022 | 16:05
HAI

Noah, 2012

HAI-ONLINE.COM - Kembalinya Ariel cs ke industri musik sebagai Noah, 10 tahun lalu, nggak cuma dirayakan sebagai "Peterpan perjuangan."Nggak sedikit pula yang punya asumsi jika Noah akan menjadi penyelamat musik Indonesia yang, katanya pada masa itu, sedang berada di bawah. Salah satunya dengan menjamurnya tren boyband dan girlband.

Nggak sedikit yang menggadang Noah sebagai sosok yang mampu menyapu tren tersebut dan mengembalikan posisi musik Indonesia ke tempatnya. “Rumor tentang legenda penyapu boyband dan girlband, menurut kami pribadi, anggapan tersebut entah muncul dari mana dan mungkin hanya sebagian kecil. Opini itu pasti muncul dari beragam macam hal, bisa dari rasa rindu dari sahabat kami dan juga kejenuhan penikmat musik Indonesia yang haus akan suara baru dari apa yang sudah ada,” ujar Ariel bersuara. Jawaban Ariel ada benarnya. Pada masanya, musik Indonesia (khususnya yang di TV) lagi membosankan banget.

Banyak boyband, girlband, atau artis yang kebetulan naik daun, tiba-tiba rilis lagu dengan kualitas yang dipertanyakan.Kemunculan Noah jadi "angin segar", bikin masyarakat sadar kalo menjadi terkenal dengan lagu yang oke itu juga bisa. Namun sesungguhnya alasan Noah hadir bukanlah buat "membasmi" musik kacrut.

Bagi mereka, Noah muncul atas dasar keinginan dan kewajiban. Dari masing-masing personel masih mempunyai passion yang tinggi untuk bermusik.“Gue melihat nggak ada keberanian dari label untuk menciptakan manuver berbeda. Selalu ikut dalam arus hype yang ada. Ditambah nggak ada koordinasi di elemen pendukungnya, label dan media yang men-direct telinga pendengar,” tambah Lukman serius.Terbukti pula. Noah kini sudah berusia 10 tahun dan masih aktif menghiasi playlist hingga festival musik bergengsi.

Baca Juga: 25 Tahun Debut Album /rif: Melambungkan Nama Band Berkat Lagu Ikonik 'Radja'

Sementara para boyband dan musisi sejenis pada masa tersebut, kalopun manggung hanya jadi sebuah aksi nostalgia.

Nyatanya ini bukan pertama kalinya mereka membuat sebuah hype yang berhasil.

Mari flashback ke dua dekade lalu di mana waktu itu Peterpan muncul dengan singel Mimpi Yang Sempurna. Yap, semuanya berawal di sana.

Biar kini sudah berganti nama, 20 tahun sudah lamanya Ariel cs sukses menancapkan namanya di musik Indonesia.

Dengan berbekal satu singel yang berada di dalam kompilasi Kisah 2002 Malam, mereka yang tadinya hanya band kafé beranjak merajai mainstream tanah air.

Kala itu musik Indonesia sedang gandrung dengan apa yang dibawakan oleh Padi dan Sheila On 7, hampir mereka band yang bermunculan terkena virus dua band tersebut dan nggak sedikit yang bermunculan seperti itu.

Tetapi nggak dengan Noah, cuek dengan tren yang ada, mereka kekeuh untuk memainkan musik dengan sentuhan nagri bebunyian dari Coldplay dan Creed.

“Lagu Mimpi Yang Sempurna sebenarnya adalah lagu yang nggak begitu kami pikirkan. Kami malah takut kalau lagu itu malah akan mirip dengan band lain. Ketika lagu itu jadi akhirnya kami bawain di kafé Sapu Lidi, Bandung. Ternyata banyak disukai banyak orang,” ujar Uki sejenak mengenang.

Dari album kompilasi langkah kesuksesan mereka semakin besar.

Dengan naiknya lagu tersebut nggak heran jika Noah yang kala itu masih menggunakan nama Peterpan diburu oleh beberapa label besar yang labuhannya berujung di Musica Studios.

Hype yang terjadi begitu saja, kecuali dengan pilihan label yang hingga kini menaungi mereka.

“Ada beberapa hal yang terjadi dengan begitu saja dan juga berjalan apa adanya tanpa terencana. Dalam scene band kafe juga terdapat persaingan di dalamnya, dengan masuk di dalam album kompilasi itu sudah satu langkah lebih maju dibanding band kafe lainnya. Dan yang kami sadari lagi bahwa pilihan kami tepat untuk bergabung dengan Musica. Pertimbangannya karena kami butuh label yang fokus untuk konsen ke kami saja. Jujur waktu itu takut karena Padi dan Sheila On 7 juga ingin keluar album, haha- ha...,” kenang Ariel.

Notes: Artikel ini sedikit-banyak mengutip arsip majalah HAI.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya