Jadi 'Jalan Ninja' bagi UMKM dan Influencers, Social Bread Resmi Membuka Creative Hub di The Breeze BSD

Senin, 21 November 2022 | 14:45
Sobry HAI

Jadi 'Jalan Ninja' bagi UMKM dan Influencers, Social Bread Resmi Membuka Creative Hub di The Breeze BSD

HAI-Online.com- Mengonten dan jualan (sales) menjadi hal yang tren di dunia digital saat ini. Dua kebutuhan itu juga kerap berhubungan erat dengan para konten kreator atau influencers yang membantu meningkatkanawarenessproduk dan nama brand UMKM lokal, bahkan ke aksi penjualan mereka.
Nah, mencoba menghubungkan UMKM dan para penggiat media sosial (medsos) menjadi lebih bertumbuh, Social Bread, sebuah platform pengelolaan media sosial menjadi satu jembatan dan wadah khusus bagi pelaku UMKM dan pembuat konten untuk bersinergi menjalankan aktivitas bisnis digital mereka.
Edho Zell, selaku founder dan CEO Social Bread memberikan 'jalan ninja' ini untuk membantu para pelaku usaha yang kesulitan mengoptimalkan teknologi digital dan terutama mengaktifkan medsos mereka.
Baca Juga: Rahasia Self Photography Anti Gagal Anya Geraldine Pas Bikin Konten Daily Routine di Medsos
"Kita bikin creator hub ini untuk membantu bisnis makro atau UMKM dan para kreator untuk bisa mengelola bisnis mereka. Misalnya pelaku usaha merasa keberatan kalo harus memakai jasa digital agensi karena mahal, nah Social Bread bisa menjadi solusinya," kata Edho Zell di acara peluncuran pada Senin (21/11/2022) di kawasan Digitak Hub, The Breeze, Sinarmas Land, BSD.
Setelah berjalan selama dua tahun, Social Bread telah menangani 500 lebih UMK dan melibatkan 700 influencers dalam proyek aktivasi medsos bisnis.
Sesuai namanya, Social Bread yang menghubungkan UMKM dan konten kreator bakal menjalankan pengelolaan media sosial hingga Berdampak, Relevan, Elaborasi, Antusias dan Diberkati atau disingkat BREAD.
"Ya,core valuekita adalah impactful dulu, kita pengen banget hasil konten yang kita buat ini bisa berdampak, dirasakan langsung oleh pelaku UMKM dan kita juga pengen UMKM dan user bisa jalan lewat social bread ini," ujar Ester Jeanette yang juga salah satu pendiri sekaligus CMO Social Bread di acara yang sama.
"Selanjutnya relevan, biar adanya kami ini bener-bener dapat membantu para pelaku UMKM dan partner konten kreator berkembang bersama," jelasnya lagi.
Nggak cuma untuk mengelola dan menjalankan bisnis digital, platform yang juga punya co-working area di Surabaya ini memiliki sejumlah program yang ditawarkan di Social Bread Creator Hub yang ada di The Breeze, diantaranya adalah program pelatihan influencer class, dan Creator Academy yang bakal dibuka untuk umum dalam waktu dekat nanti dan masih banyak lainnya.
"Buat yang mau cari ilmu sebagai konten kreator, nongkrong atau sharing ide di sini tempatnya, intinya creator hub ini jadi wadah saya juga untuk berbagi dengan para konten kreator muda," kata Edho Zell lagi.
Bukan tanpa sebab, Creator Hub dari Social Bread dibuka di kawasan The Breeze. Kawasan ini berada di ara Digital Hub yang merupakan lingkungan yang mirip silicon valley indonesia di sinarmas Land, terdaoat banyak para techpreneur, dan bisnis start up di sana, sehingga dengan hadirnya SBCH akan menjadi titik tambahan untuk pusat kreasi digital.
Buat UMKM yang mau bergabung, Social Bread ini tidak mengenakan biaya semahal Digital Agency. Kalo pun ada, itu bakal langsung ke para Kreator Konten yang bermitra dengan pihak Social Bread.
"Kita ini seperti gojek, UMKM bisa memilih konten kreator yang cocok dengan brand value mereka, atau menolaknya kalo ternyata nggak cocok. Yang bikin UMKM tenang juga, kalo hasil kontennya nggak berdampak kita balikin uangnya 100 persen. Dan karena kita sebagai platform, jadi kami hanya mengutip platform fee aja," beber Edho lagi.
Sebagai gambaran kerjasama UMKM dengan Social Bread, Laura Natalia Suciadi, selaku co founder Imnida memberikan penjelasan bagaimana ia mendapat bantuan dalam bisnis digitalnya.
"Saya waktu itu nggak punya waktu untuk mengurus medsos, bahkan media sosial pribadi aja saya nggak punya apalagi fasilitas membuat kontennya. Nah, pertama kali Imnida buka, kita nggak punya digital pleasent, untuk bisnis kita yang membuka jasa beli (jastip) barang -barang bucin korea.
"Ada banyak online shop yang perang harga di sana, namun pas kerja sama social bread, kita nggak perlu menurunkan harga tapi malah menambahkan value dan kualitas layanan sehingga mereka yang membuat konten plan di media sosial jalan, kita kasih kepuasan ke para pembelinya.
"Kita nggak sugar coating, menyebutkan semua barang kita bagus, tapi kita akan rekomendasikan barang-barang K-pop yang diinginkan calon pembeli," bebernya panjang lebar.
Bermodal percaya pada content plann yang dijalankan Social Bread, Imnida merasakan langsung dampak ke bisnisny.
"Karen saya percaya dengan konten medsos yang dijalankan social bread, saya juga terkejut. Produk saya kan jualannya barang-barang untuk pecinta Korea, ya kita dibikinin video simpel tug pegawai kita lagi jualan lightstick BTS pakai sepeda dan ternyata video 'gitu doang' yang kamera goyang-goyang, kok viral. Besoknya nggak cuma dari Indonesia yang pesan barang lightstick sampai minta diantar ke Thailand dan Filipina. Kita jadinya nggak komplain sama videonya karena mereka yang ngerti media sosial seperti apa cara kerjanya," terangnya. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya