Mahasiswa ITS Rancang Aplikasi GOTWASTE Untuk Olah Sampah Organik

Selasa, 15 November 2022 | 07:47
Dok. ITS

Aplikasi GOTWASTE rancangan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Muzaki Kurnianto.

HAI-Online.com - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang aplikasi untuk mengolah sampah organik yang diberi nama GOTWASTE.

Aplikasi ini hasil rancangan Muzaki Kurnianto, mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan ITS.

Pria yang akrab disapa Zaki ini berhasil meraih penghargaan Esai Terbaik dalam The 2nd National Student Leaders on Sustainability Meeting (NSLSM), Kamis (10/11/2022) lalu.

Baca Juga: Sampah Plastik Meningkat Lagi, Galon Guna Ulang Diklaim Membentuk Budaya Reduce dan Reuse di Indonesia

Kegiatan yang diselenggarakan UI GreenMetric bersama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) digelar di Banten dan Untirta sebagai tuan rumahnya.

Dengan tema Collective Actions for Transforming Sustainable Universities in The Post Pandemic Time, kegiatan yang berfokus pada pengembangan peran dan kontribusi pemuda menjaga dan memelihara keberlangsungan lingkungan.

Zaki mengulik tentang pengolahan sampah pada esai yang dibuatnya. Pemuda asal Mojokerto tersebut memilih subtema pengolahan sampah organik bukan tanpa alasan.

“Kebanyakan orang hanya berfokus pada pengolahan sampah anorganik, padahal potensi reduksi sampah organik juga perlu dikaji,” tutur mahasiswa kelahiran 2001 tersebut, dilansir dari laman ITS.

Berdasarkan urgensi pengolahan sampah organik dan latar belakangnya di Teknik Lingkungan, Zaki memutuskan untuk menggali ide dan inovasi dengan menghadirkan sistem manajemen sampah organik berbasis aplikasi dan internet, GOTWASTE.

“GOTWASTE merupakan aplikasi pengolahan sampah yang terintegrasi dengan budidaya larva Black Soldier Fly (BSF),” ujarnya.

Baca Juga: Cetak Prestasi Tingkat Dunia, Mahasiswa ITS Juara Kompetisi Hacking Internasional

Budidaya larva BSF dipilih karena keefisienan dan keefektifannya dalam mendukung proses pengolahan sampah.

Zaki mengungkapkan, siklus hidup larva BSF yang cepat sangat cocok diterapkan bagi kampus-kampus dengan timbunan sampah organik yang besar dan lahan terbatas.

Nggak cuman berfokus pada pengelolaan sampahnya, GOTWASTE juga dirancang untuk memudahkan distribusi dan pengangkutan timbunan sampah organik.

“Nantinya, produk hasil pengelolaan sampah akan dialirkan ke Unit Pengelolaan Sampah (UPS) masing-masing,” imbuhnya.

Zaki menyebutkan, ada 4 fitur di aplikasi garapannya.

Antara lain fitur tracking lokasi tempat sampah, tracking lokasi pengangkut sampah, tukar poin, dan media massa online yang berisi artikel ataupun literatur mengenai pengelolaan sampah.

“Fitur yang menjadi keunggulan dan membuat aplikasi saya autentik adalah fitur tukar poin,” ungkapnya.

Ia menambahkan, fitur tukar poin pada dasarnya dirancang untuk menumbuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab sivitas akademika pada setiap kampus atas pengelolaan sampah dengan memberikan reward.

Zaki berharap dengan diberlakukannya sistem reward dan poin, pengguna GOTWASTE dapat aktif berkontribusi dan menikmati proses menjaga lingkungan.

“Reward yang diberikan dapat berupa pakan ternak, pupuk kompos, atau dalam bentuk lain sesuai kebijakan kampus masing-masing,” ujarnya.

Karya yang dibuat Zaki tersebut disambut hangat dan positif oleh juri pada kegiatan The 2nd NSLSM 2022.

Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Zaki meraih penghargaan esai terbaik dan mampu mengalahkan 62 peserta dari 35 universitas di Indonesia.

“Gue berharap semoga GOTWASTE bisa segera dihilirisasi agar mampu memberikan pengaruh positif bagi lingkungan, terutama di ITS,” pungkasnya penuh harap. (*)

Tag

Editor : Al Sobry