Cerita Dari Nol Menjadi 1: Kisah Air Max Pertama

Selasa, 24 Maret 2015 | 13:50
Hai Online

Cerita Dari Nol Menjadi 1 Kisah Air Max Pertama

Apakah nol? Secara matematis, nol itu bukan apa-apa, itu hanya sebuah nomor yang merepresentasikan kehampaan.

Namun di Nike, nol adalah sesuatu. Melambangkan permulaan, pemikiran awal atau sebuah pencapaian jenius dalam membuat sesuatu yang besar.

Dalam hal ini, nol dikaitkan dengan Nike Air Max Zero, sebuah ide yang diusulkan 29 tahun lalu, yang mana hampir tiga dekade untuk pembentukannya. Nah, ini bukan Nike Air Maxyang pertama. Tetapi tanpa desain ini, Nike Air Max 1nggak akan ada.

Di Nike Air Max Zeroini adalah sebuah langkah awal sebelum 1 (The one before the 1)."Nggak ada penjelasan atau penelitian, hanya satu pencerahan," demikian Tinker Hatfield, Footwear Designer Nike yangmerefleksikan sketsa pertamanya untuk teknologi visible air.

Ceritanya, saat itu, Nike Air telah diperkenalkan dan menjadi sepatu yang populer di antara penggemar olahraga lari. Tetapi pada saat itu Hatfield tahu bahwa hal itu belumlah cukup. Akhirnya sensasi dari teknologi udara di telapak kaki tetap perlu dikembangkan lagi.

Nah, akhirnya yang diperlukan adalah sebuah kemasan yang sempurna untuk mengungkapkan desain sepatu itu itu kepada dunia, sehingga di saat itu pun Hatfield langsung merancangnya di secarik keras.

KemudianHatfieldjuga terbang ke Paris untuk melihat-lihat Centre Pompidou dan terinspirasi desain gedung yang unik tersebut. Sekembalinya ke Oregon, dia langsung memikirkan ide mengenai konsep visible air dalam bentuk sepatu lari yang revolusioner.

Memang cerita ini sudah diketahui banyak orang,Nike Air Max 1nggak hanya sekali didesain, melainkan hasil dari beberapa rangkaian desain, salah satunya paling pertama ituyang menjadi konsep dari Air Max Zero. Dan, nggak disadari telah melahirkan desain yang akan digemari sampai bertahun-tahun kemudian.

"Saya berpikir tentang bagaimana cara membentuk sol tengahnya menjadi lebih minimalis, mengangkat bagian pendukung yang dibutuhkan dan menghilangkan bagian yang tidak diperlukan," Hatfield mengingat kembali. Bagian atasnya didesain untuk menjadi lebih nyaman dan sesuai bentuk, dengan tanpa ujung yang menarik, sebuah ide yang dipinjam dari Nike Sock Racer 1985. Sketsa tersebut juga menampilkan sebuah tali tumit eksternal yang nggak memiliki counter, konsep desain yang tidak pernah muncul hingga Nike Air Huarache diluncurkan pada 1991.

Singkatnya, Hatfield sudah mendesain sebuah sepatu yang sangat canggih sehingga nggak bisa diproduksi.

"Dalam banyak hal, itu melampaui teknologi pada masanya," ujar Hatfield. "Tidak hanya bentuknya, tetapi juga kontruksi yang dibutuhkan. Teknologi dan material yang tersedia saat itu tidak semaju sekarang buat membangun visi orisinal teknik seperti itu"

Akhirnya, Hatfield dipaksa untuk menginterpretasi ulang desainnya. Hal ini kemudian menghasilkan Nike Air Max 1, yang menjadi pelopor dalam revolusi industri sepatu lari. Visible air lantas kemudian diterapkan juga ke sepatu basket.

Nah, Sepanjang perjalanannya, Nike Air Max akan berkembang dari teknologi di sepatu lari menjadi sepatu gaya hidup yang diakui dunia.

Yang terlewat dalam kegembiraan ini adalah Air Max Zero, nggak hanya menjadi catatan dalam fenomena Air Max. Tetapi itu berubah saat kunjungan ke Department of Nike Archives, walau sketsanya udah dilupakan selama 29 tahun. Pada saat mencari inspirasi buat merayakan Air Max Day yang kedua, tim desain Nike Sportswear akhirnya menemukan sebuah konsep gambar yang menarik perhatian.

"Ada retrospektif Air Max dalam tampilannya, lengkap dengan prototipe serta contoh lama yang belum pernah dilihat," ujar Graeme Mcmillan, desainer Nike yang membuat Air Max Zero ini.

"Ini seperti penggalian arkeologi terhadap barang yang tidak akan Anda lihat kecuali Anda bekerja di sana." lanjutnya...

Setelah tim desain selesai dengan sketsa awal, akhirnya dapat diketahui apa yang harus diselesaikan."Sketsanya merupakan sesuatu yang tidak kami sadari," ujar McMillan. "Kami berpikir akan lebih baik jika kita bisa menunjukkan kepada dunia dan memberikan jalan keluar buat perkembagan jaringan sepatu ini."

Ironisnya, kesan pertama McMillan terhadap sketsa Hatfield itu menggambarkan desain itu seutuhnya.

"Saya kira, sepatu ini lebih seperti versi kontemporer dari Air Max 1," kata McMillan.

Dia dengan cepat mengenali unsur Huarache dan Sock Racer di lengan dalam dan ujung yang nggak tradisional. Nah, sekarang saatnya dia menginterpretasi ulang sketsa Hatfield dan merealisasikannya.

"Ada tanggung jawab untuk melanjutkan desain ini terhadap desain yang pernah ada, dan juga untuk menambahkan elemen inovasi lain dengan membuat sebuah sepatu yang kami tidak bisa dapatkan kembali di tahun 1987, saat Air Max 1 diperkenalkan," kata McMillan.

Kemudian, untuk memulainya, kedua desainer bertemu dan Hatfield memberikan arahan penuh kepada McMillan. Ia mengembangkan desain orisinalnya untuk mencapai kenyamanan dalam level tertinggi.

Akhirnya, untuk membawa sketsa tersebut ke masa depan dan mencapai tujuan Hatfield, McMillan pun memberikan sentuhan inovasi terbaru Nike. Ini termasuk teknologi sol luar Air Max 1 Ultra yang baru saja diperkenalkan dan terlihat pada Air Max 1 Ultra Moire.

Dengan itu, akhirnya konsep orisinal Hatfield tercapai danThe one before the 1 akhirnya lahir.

Editor : Hai