Sekarang banyak banget produk motor baru di Indonesia yang dipromosiin dengan label "sudah sesuai dengan standar Euro3". Emang apaan, sih, hubungan Euro3 sama motor? Terus kalau nggak ikut Euro3 emang harus kenapa? Nah, ini dia pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul belakangan ini.
FYI, dari Agustus 2013 kemaren, Indonesia udah menerapkan European Emission Standards 3 atau dikenal sebagai Euro3. Standar ini mengharuskan kendaraan bermotor di Indonesia, khususnya roda dua dengan kapasitas silinder kurang dari 150 cm kubik hanyak boleh mengeluarkan emisi gas buang berupa Hidrokarbon (HC) sebanyak 0,8 gr/km, Nitrogen Oksida (NOx) sebanyak 0,15 gr/km, dan Karbon Monoksida (CO) sebanyak 2 gr/km.
Pusing?
Simpelnya kalo lo punya kendaraan, kendaraan lo mesti ramah lingkungan. Kasarnya sih, kalo lo motor lo sering ngeluarin asap, ganti aja deh yang baru.
Pemerintah kita ini niatnya baik kok. Jelas banget kita sebagai pengguna kendaraan bermotor roda dua dituntut buat sayang sama lingkungan. Secara gitu, dari tahun ke tahun motor adalah kendaraan bermotor yang tingkat pertumbuhannya tinggi banget di Indonesia.
Penerapan Euro3 ini pasti berdampak sama uang jajan kita, khususnya buat isi bensin. Soalnya pemerintah berharap kita yang tadinya naik motor isi bensin Premium tiba-tiba mesti ganti Pertamax, yang tujuannya menekan pencemaran udara.
"Kayaknya nggak begitu ngaruh sih, buat gue. Tapi buat lingkungan ya ngaruh. Kalo pun ngaruh buat gue ya nggak setiap hari. Isi bensinnya kan nggak tiap hari juga, hehehe...." repet Satria, warga SMAN 6 Jakarta yang kesehariannya naik motor.
Mungkin temen kita seperti Satria itu udah tau ada penerapan Euro3. Tapi banyak juga yang ketinggalan informasi kayak Lutfi tadi. Buka-bukaan aja, sih, di Indonesia sendiri informasi seputar Euro3 tuh nggak menyebar secara merata.
"Euro 3 sendiri itu klasifikasi standar emisi di negara-negara Eropa yang akhirnya menjadi standarisasi berbagai negara. Seharusnya semua kendaraan premium udah pakai Euro3 atau sudah lolos Euro3, di mana emisi gas buang udah mengacu ke standar aman bagi kehidupan," jelas Pak Jusri Pulubuhu, Instruktur Keselamatan Berkendara dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Di Indonesia sendiri penerapan Euro3, khususnya pada motor, terbilang terlambat. Tapi lebih baik terlambat daripada nggak sama sekali kan?
Makanya sejak 2013 kemarin banyak pabrikan motor gencar menggalakkan motor dengan injeksi. Seperti Honda yang 2014 ini udah secara merata menginjeksi segmen motor sport, matic, dan juga bebek. Disusul Yamaha yang juga mulai menggeber pasar matic dengan motor-motor injeksi seperti GT125 sebagai andalannya.
Karena adanya aturan Euro3 ini juga banyak motor-motor yang harus "digugurkan", di samping juga mesti membuat motor berstandar Eropa tersebut.
Sebut aja Kawasaki Ninja 150RR, salah satu andalan Kawasaki bagi pemotor untuk "menguasai" jalan raya. Karena masih karburator dan juga 2 tak, maka motor ini mesti distop produksinya.
Senasib dengan Ninja 150RR, jagoan liar punya Yamaha, RX-King juga mesti distop produksinya. Selain bising, motor yang identik sama "motor maling" ini juga masih 2 tak dan asapnya bikin mata sakit.
Kalau semua motor 2015 nanti udah mesti berstandar Euro3 semua, gimana nasib motor-motor yang masih berstandar Euro2 tersebut?
Tenang, umur mereka 2 tahun doang kok buat tetap hidup setelah diterapkannya standar Euro3 ini. Makanya sejak awal 2014 ini Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan lain-lain nggak lagi merilis motor baru berstandar Euro2.
"Terus kalau udah 2 tahun masih jual juga gimana?" celetuk Lutfi.
Tenang aja bro, kalau udah lewat 2 tahun masih dijual ya kebangetan banget! Para produsen motor wajib banget tuh buat produksi motor berstandar Euro3 dan harus cepat pengerjaannya. Kalo lo masih punya motor Euro2 yang masih dipakai, ya sebaiknya ganti baru atau isi dengan bensin Pertamax atau sejenisnya.
Intinya sih, demi kenyamanan bersama dan juga lingkungan kita sama-sama mesti patuh terhadap standar Euro3 ini. Baik memakai bensin beroktan tinggi, seperti Pertamax dan sejenisnya atau motor yang memang udah berstandar Euro3.
Mending mahal demi lingkungan daripada mahal buat hura-hura, ya kan?
Ikuti cerita lebih lanjut cuma di Majalah HAI 37 Edisi Khusus Otomotif yang terbit 15-21 September 2014 guys!