Air mata sang kapten, Steven Gerrard tumpah ruah usai peluit penanda berakhirnya laga Liverpool kontra Manchester City di Anfield dibunyikan. Gelandang bertahan berusia 33 tahun ini merasa lega usai tertekan selama 90 menit lebih.
Sejak melakukan debutnya di musim 1998/1999, Gerrard belum pernah merasakan berada di ujung jalan merengkuh gelar liga seperti ini. Dengan menyisakan empat laga lagi, mimpinya untuk mengangkat trofi Liga Inggris pertama kalinya semakin mendekati kenyataan.
Namun Gerrard adalah Gerrard, sosok pemimpin yang enggan menjanjikan sesuatu tanpa ada bukti. "Ini adalah laga yang sangat emosional. Tetapi kami harus tetap merunduk karena masih ada empat laga lagi," ucapnya usai laga.
"Tetapi kemenangan ini sangat berarti banyak, khususnya ketika gol terakhir terjadi. Mungkin ini adalah penegasan kalau kami adalah salah satu calon juara," jelas Gerrard.
Memang tidak dapat dipungkiri, laganya berjalan sangat ketat. Terlebih, The Reds sempat nyaris putus asa kala gol kedua The Citizens terjadi.
"Mungkin, ini adalah 90 menit terlama yang saya pernah mainkan. Saya merasa detak jarum jam berjalan mundur," ucapnya.
Pada akhirnya, Gerrard melihat perjalanan masih sangat panjang di mana ada Norwich City yang sudah menunggu. "Kami punya empat laga tersisa. Semua orang berkata ini adalah laga terbesar kami. Tetapi saya tidak setuju," pandang Gerrard.
"Norwich adalah laga besar selanjutnya. Kami belum menang apa-apa," tutupnya.