Itulah harapan bangsa yang ada di pundak para pemain "lama" kayak Yabes Roni Malaifani, Paulo Oktavianus Sitanggang, hingga Maldini Pali.
Tak hanya muka lama, pemain baru macam Miftahul Hamdi, Septian David Maulana, dan Reza Fahlevi Maldini Sitorus juga harus memberi suntikan semangat segar untuk para seniornya.
Mau nggak mau, persiapan besar-besaran harus segera dilakukan.Selain peningkatan empat elemen terpenting seperti fisik, mental, taktik dan materi, rangkaian pertandingan uji coba, juga jadi menu utama.
Tentunya Indra Sjafri nggak hanya melatih dengan pendekatan fisik saja.Pendekatan lewat agama juga dilakukan demi menciptakan harmoni di dalam tim. "Insya Allah, bulan depan kita bakal Umroh bareng di Tanah Suci. Yang non-muslim juga saya akan bawa tapi menyusul," ucapnya.]
Disiplin juga masuk daftar yang harus diasah. Salah satunya adalah dengan pemberlakuan jam malam untuk semua anggota tim.
Satu lagi yang menarik dari kepemimpinan Indra Sjafri adalah sistem scouting bergerilya. Di awal kehadirannya, PSSI nggak setuju dengan rencananya untuk keliling Indonesia buat mencari pemain-pemain berbakat karena buang-buang waktu.
Konsep pemikiran "Masa, dari 200 juta penduduk nggak ada yang bisa main bola!" terngiang-ngiang di kepala Indra. Maka, dengan modal sendiri, ia berkelana dengan modal sendiri ke seluruh nusantara untuk menggali lebih dalam potensi.
Toh, gelar Piala AFF U-19 lalu jadi bukti komitmennya untuk perkembangan sepak bola Indonesia. Meski awalnya nggak didukung induk organisasinya sendiri, Indra berhasil membuktikan bahwa bibit unggul itu masih ada.
Semoga pas pulang umroh, banyak impian lain yang akan terwujud