Wah, Ternyata Ada Sadako di Hiroshima! (Part II)

Rabu, 20 Agustus 2014 | 04:30
Hai Online

Wah Ternyata Ada Sadako di Hiroshima! Part II

Terpapar oleh radiasi bom atom Hiroshima saat masih bayi, baru pada usia 12 tahun, Sadako Sasaki merasakan efek negatifnya. Kesehatannya melemah, lalu muncul beberapa bercak/ruam di berbagai bagian tubuh. Belakangan, oleh dokter dia diberi tahu bahwa dirinya mengidap leukemia akut plus beberapa kerusakan organ dalam lain. Dari yang tadinya aktif di sekolah, Sadako harus dirawat intensif di rumah sakit. Oleh dokter usianya pun diramal nggak akan bertahan lebih dari setahun setelah kasusnya terungkap.

Selama dirawat, Sadako kerap dikunjungi oleh teman-teman sekolahnya. Di salah satu kunjungan, satu dari temannya, Chizuko, membuatkan origami berbentuk burung kertas. Dia pun mengajari Sadako untuk membuat burung kertasnya sendiri, sambil menceritakan sebuah kepercayaan Jepang kuno. Konon menurut kisah tersebut, kalau seseorang bisa membuat 1000 burung kertas sembari terus menerus mengucapkan sebuah keinginan selama pembuatannya, niscaya keinginan itu akan terkabul.

Mendengar itu, harapan Sadako kembali muncul. Mengisi waktu selama perawatan, Sadako terus berusaha membuat burung-burung kertas. Saat kehabisan kertas, dia mulai memakai kertas apa saja yang ada di kamar rawatnya. Resep, bungkus obat, tisu, apa saja. Bahkan Sadako nggak ragu buat berjalan-jalan mendatangi kamar pasien lain untuk meminta kertas-kertas bekas pakai buat dijadikan bahan origaminya.

Sayang, belum genap 1000, Sadako keburu menghembuskan nafas terakhirnya. Menurut cerita, jumlah terakhir burung kertas yang sempat dibuatnya adalah 644 buah. Adalah teman-temannya yang kemudian menggenapi jumlah itu hingga 1000 buah. Pada saat pemakamannya, semua burung kertas itu ikut dikubur bersama Sadako.

Kisah Sadako ini kemudian menginspirasi banyak orang. Terlebih saat kemudian fakta bermunculan bahwa lebih banyak lagi anak di Hiroshima seusianya yang juga mengalami hal yang sama. Karena Sadako adalah kasus pertama yang terungkap, namanya lah yang kemudian diabadikan sebagai pengingat betapa sadis dan merusaknya perang. Terutama yang melibatkan senjata pemusnah massal setara bom atom atau, kini, nuklir.

Sebagai penghargaan, oleh otoritas Jepang, Hiroshima khususnya, kisah Sadako ini dibuatkan panel khusus di Museum Bom Atom Hiroshima. Salah satu tempat bersejarah yang sempat HAI kunjungi saat melancong ke Jepang memenuhi undangan PT Mazda Indonesia, pertengahan Agustus. Sosok Sadako pun dibuatkan patung bersama origami burung-burung kertas yang identik dengan dirinya itu.

Editor : Hai