Transformers: Age of Extinction, Uji Emisi Buat Optimus Prime

Minggu, 29 Juni 2014 | 10:19
Rian Sidik (old)

Transformers Age of Extinction Uji Emisi Buat Optimus Prime

Michael Bay is back. Sukses menggaet jutaan pasang mata lewat tiga film yang dikemas dalam trilogi Transformers pertama, sutradara senior Hollywood ini berinisiatif untuk membangkitkan semangat autobot lewat trilogi barunya yang diawali oleh Transformers: Age of Extinction.

Kalau dibilang sekuel iya karena kisahnya menyambut tragedi pertempuran yang terjadi di Chicago, lima tahun yang lalu. Namun, semua fans setuju menyebut film yang menghabiskan dana sebesar USD 210 juta sebagai reboot lantaran karakter manusianya yang berbeda.

Secara garis besar, Transformers: Age of Extinction menceritakan kebangkitan Optimus Prime yang babak belur di pertempuran antara autobot kontra decepticons, lima tahun sebelumnya. Ditemukan tak berdaya oleh ilmuwan robot amatiran, Cade Yeager (Mark Wahlberg), karakter autobot berupa truk ini harus menyelamatkan dunia lagi dari kemusnahaan.

Sayang, nggak semua manusia berada di belakang Optimus Prime. Karena pemerinta Amerika Serikat lewat agen CIA tetap menganggap para autobot adalah konten berbahaya yang harus dimusnakan. Dengan bantuan Lockdown, unit CIA yang bernama Cementary Wind menghancurkan tiap autobot yang ditemui.

Kekisruhan makin menjadi-jadi saat seorang pebisinis kaya raya, Joshua Joyc menemukan sebuah teknologi yang berasalah dari darah para Transfomers yang dinamakan Transformium. Molekul tersebut yang ditanamkan kepada sebuah robot bernama Galvatron.

Dengan menggunakan data dari kelapa Megatron, Galvatron berubah menjadi musuh yang sangat menakutkan. Pertempuran sengit pun terjadi saat Optimus bertemu dengan Galvatron dan di kesempatan yang sama, Lockdown yang memang dari awal memburu Optimus hidup-hidup berhasil menangkapnya.

Tersiksa, begitulah yang terjadi dengan Optimus Prime di film ini. Selain harus menaklukkan barisan pertahanan pasukan Lockdown, Optimus harus memastikan seed atau bomb waktu tidak meledak di bumi. Maklum, ledakannya bisa memusnahkan peradaban yang pernah terjadi di zaman purbakala. So, bisa dibilang ujian yang dihadapinya layaknya uji emisi.

Secara grafis, Transformers: Age of Extinction menampilkan kualitas sintematik yang sempurna dengan teknik CGI hampir di semua bagian film. Nggak salah kalau film ini disebut-sebut sebagai film pertempuran robot paling heboh sepanjang sejarah Box Office.

Yang menarik adalah pemilihan karakter Cade Reager yang berbedah jauh dengan apa yang ditampilkan oleh Sam Witwicky. Karena, sosok Reager yang lebih kuat dari segi pewatakan ketimbang Witwicky yang mengedepankan sisi dramatisnya.

Soal alur cerita, Transformers: Age of Extinction cukup kompleks dan nggak serumit tiga film pertama. Namun, twist-twist yang dihadirkan mampu membuat para penonton terperangah karena cukup krusial.

Kemunculan dinobots jadi nilai plus lainnya untuk film ini. Apalagi saat momen Optimus Prime mengerahkan sebuah dinobots untuk membantu manusia mengusir pasukan Lockdown. Cuma ada satu kekecewaan di film ini, terlalu banyak brand-brand yang diiklankan yang cukup mengganggu suasana.

Tag

Editor : Rian Sidik (old)