Serial Musikal Payung Fantasi Tayang Mulai Hari Ini, Tampilkan Cerita Bakat Musik Ismail Marzuki

Rabu, 26 Oktober 2022 | 10:56
IK

Serial ini terinspirasi dari karya musik dan kisah hidup sang maestro musik sekaligus pahlawan nasional Ismail Marzuki.

HAI-Online.com- Setelah sempat menggelar audisi Mentjari Bang Maing dan Djoewita pada akhir 2021 lalu, serial musikal "Payung Fantasi" akhirnya bakal mulai diputar pada Rabu (26/10/2022) pukul 19.00 malam ini.
Yap, karya seri musikal kedua yang digarap tim www.indonesiakaya.com bekerja sama dengan Garin Nugroho dan BOOW Live ini bakal kembali menyuguhkan hiburan menarik yang bisa diakses dengan mudah di mana saja.
Serial Musikal Payung Fantasi yang terinspirasi dari karya musik dan kisah hidup dari maestro musik sekaligus pahlawan nasional Ismail Marzuki bakal ditayangkan dalam 6 episode lewat kanal YouTube IndonesiaKaya mulai 26 & 27 Oktober 2022.
Baca Juga: Serial Musikal Payung Fantasi Tayang Mulai Hari Ini, Tampilkan Cerita Bakat Musik Ismail Marzuki
“Kami memutuskan untuk mengangkat kisah dan karya Ismail Marzuki yang bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam format serial musikal yang bertajuk Payung Fantasi. Semoga sajian ini dapat diterima dengan baik dan memperoleh apresiasi yang tinggi dari para penikmat seni dari berbagai wilayah di Indonesia,” ujar Renitasari Adrian selaku Program Director www.indonesiakaya.com usai menggelar acara preview Payung Fantasi di XXI Plaza Indonesia, Senin (24/10/2022).
Dijelaskannya, serial musikal Payung Fantasi bakal menyuguhkan cerita dan visual juga lagu-lagu yang mengalun di radio mengantarkan kisah tentang kehidupan sang komponis hingga akhir hayatnya.
Bakat musik yang luar biasa serta kepiawaian merangkai kata di dalam karya lagunya menjadi cara Ismail Marzuki dalam menggemakan semangat perjuangan untuk kemerdekaan.
Nuansa vintage yang diadaptasi dari tahun 1920-1950an sangat kental terasa. Kolaborasi antara jalan cerita yang mengalir serta tata gerak dan tarian turut memanjakan mata. Menjadi sebuah tontonan sarat edukasi yang memikat.
Selain tampilan visual yang memanjakan mata, telinga para pecinta musik dan seni tanah air akan dihibur dengan berbagai karya Ismail Marzuki yang akan ditampilkan dalam 6 episode Serial Musikal Payung Fantasi ini.
Lebih dari 25 karya maestro tanah air ini akan dibawakan dengan apik oleh para pemain, seperti Jauh di Mata, Payung Fantasi, Juwita Malam, Dari Mana Datangnya Asmara, Gagah Perwira, Indonesia Pusaka, Selamat Datang Pahlawan Muda, Sepasang Mata Bola, Sabda Alam, Melati Tapal Batas, Sapu Tangan dari Bandung Selatan, Aryati, Halo-halo Bandung, Gugur Bunga, Rayuan Pulau Kelapa, dan sebagainya.
Nggak ketinggalan lagu O, Sarinah yang merupakan salah satu lagu pertama ciptaan Ismail Marzuki yang ditulis dalam bahasa Belanda yang menjadi simbol kehidupan masyarakat Indonesia yang tertindas di era penjajahan sekaligus menjadi sebuah penghargaan pada kehidupan warga yang sederhana.
Serial Musikal Payung Fantasi ini merupakan proyek kolaborasi dengan banyak pihak antara lain beberapa produser seperti Billy Gamaliel, Bayu Pontiagust dan Fia Cinte, proyek ini menggabungkan teknik panggung dan teknik film dengan arahan Pasha Prakasa yang berperan sebagai sutradara teater, Naya Anindita sebagai sutradara film dan Chriskevin Adefrid bersama Teguh Yasa Abratama sebagai penulis naskah.
Ivan Tangkulung sebagai penata musik, Nesia Ardi sebagai penata vokal, dan Nyak Ina Raseuki (Ubiet) sebagai konsultan vokal dan musik merupakan orang di balik lantunan suara indah dan musik yang memanjakan telinga sepanjang cerita ini.
Selain musik, serial musikal ini juga semakin semarak koreografi indah karya Ufa Sofura. Proses yang berawal dari panggung, kemudian melalui virtual hingga akhirnya diproduksi layaknya sebuah film menjadi hal yang baru bagi hampir semua yang terlibat.
“Ragam karya Ismail Marzuki memiliki lirik yang sederhana namun sarat makna, karya-karyanya membuat proses adaptasi dari kisah yang ada di buku, lirik lagu, serta notasi musik dapat mengalun mudah untuk diimajinasikan serta menyenangkan dijadikan tarian. Para pemain pun memberikan energi yang luar biasa sehingga proses produksi serial musikal ini berjalan dengan lancar. Dalam produksi ini, saya juga berkolaborasi dengan Naya Anindita selaku sutradara film untuk memberikan suguhan yang memanjakan mata bagi para penikmat seni,” ujar Pasha Prakarsa selaku Sutradara Teater.
Proses produksi Serial Musikal Payung Fantasi melalui proses panjang yang dimulai sejak Januari 2022, dimulai dari audisi online Mentjari Bang Maing dan Djoewita, diikuti oleh 250 pendaftar dari berbagai wilayah di luar pulau Jawa seperti Bali dan juga mencakup wilayah Indonesia Timur.
Setelah melangsungkan proses audisi secara hybrid, terpilih 29 peserta untuk ikut meramaikan produksi Serial Musikal: Payung Fantasi.
"Senang melihat banyak talenta baru bermunculan, artinya kecintaan terhadap literasi budaya akan terus lestari dan teregenerasi. Apalagi Ismail Marzuki merupakan sosok seniman, komposer, dan pahlawan nasional yang sangat memberi pengaruh dalam dunia seni musik Tanah Air. Banyak lagu gubahan beliau yang hingga kini masih terus diputar dan didengarkan, baik dalam wujud asli maupun berbagai gubahan baru," ujar Garin Nugroho selaku Eksekutif Produser.
Sebagai pemeran Ismail Marzuki, Gusty Pratama turut mengungkapkan kegembiraan bisa terpilih menjadi visual masa kini dari sang maestro.
“Sangat bangga bisa memerankan sosok Ismail Marzuki, dengan melakukan pendalaman kurang lebih 2 bulan. Semoga sajian musikal ini dapat menarik dan mengena di hati generasi muda," kata pelantun Spell itu singkat
Selain menampilkan bakat Gusty Pratama, Serial Musikal Payung Fantasi juga diramaikan dengan penampilan dari Mariska Setiawan, penyanyi cewek bersuara sopran asal Surabaya yang pernah terlibat dalam berbagai pertunjukan musik klasik, yang salah satunya memerankan sosok Eulis Andjung.
Selain karakter utama dan para peserta terpilih program Mentjari Maing dan Djoewita, serial musikal ini juga dimeriahkan oleh Sal Priadi sebagai Syaiful Bahri, Afgan sebagai Bing Slamet, Daniel Adnan sebagai Perwira Belanda, dan juga Titiek Puspa sebagai Eyang Putri. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya