Faisal Oddang, mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Hasanuddin Makassar menerima penghargaan sebagai pemenang Cerpen Terbaik Kompas 2014. Dari panggung Bentara Budaya Jakarta (BBJ), cowok kelahiran Wajo, Sumatera Selatan, 18 September 1994 ini nggak bisa berucap panjang.
"Cerpen ini adalah cerpen pertama saya yang dimuat Kompas (Minggu). Dan ini adalah pertama kalinya saya berdiri di depan orang-orang keren," kata cowok berambut panjang ini sesaat setelah menerima piala Nyoman Nuarta untuk karya cerita pendeknya yang berjudul "Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon".
Karya cerpen berlatar Toraja ini mengungguli karya-karya dari cerpenis terbaik Kompas lainnya yang malam itu berdiri di belakangnya, seperti Sapardi Djoko Damono, Aprizal Malna, Djenar Maesa Ayu, Budi Darma, Agus Noor, Triyanto Triwikromo dan sastrawan lainnya.
"Saya tidak bisa bicara banyak di sini, biar karya saya yang melakukannya," ucapnya singkat pasa Rabu (10/6) malam. Sambil tetap menundukan kepala, terkadang ia tersenyum simpul dan haru yang bercampur.
Faisal Oddong merupakan cikal bakal sastrawan muda yang patut kita contoh. Pasalnya, sebelum menang di Penghargaan Cerpen Terbaik Kompas, mahasiswa berusia 20 tahun ini pernah memenangi penghargaan penulis muda Asia Tenggara yaitu ASEAN Young Writer 2014. Ia juga pernah diundang dalam Ubud Writers and Readers Festival 2014. Novelnya berjudul Puya ke Puya (Surga Diciptakan Karena...) menjadi salah satu pemenang lomba menulis novel DKJ 2014. Dan untuk karya cerpen, puisi, esainya telah banyak dimuat di berbagai media.
Yang terbaru, atas karya terbaiknya "Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon", judul cerpen Faisal Oddong ini menjadi judul dari kumpulan cerpen terbaik Kompas tahun lalu ini. Pada malam penganugrahan, cerpen ini pun diterjemahkan ke dalam seni pertunjukan Papermoon yang menggugah tadi malam. Setiap tahun, Kompas menerbitkan antologi Cerpen pilihan Kompas yang disaring dari cerpen-cerpen yang telah dimuat dala mrubrik cerpen di Kompas edisi Minggu. Sebanyak 52 cerpen berkompetisi melewati lubang seleksi para juri, sehingga pada malam Penganugerahan Cerpen Terbaik Kompas 2014, karya Faisal Oddang ini mencuri perhatian banyak pihak.
Selamat ya, Faisal. Tetap berkarya dan bernas seperti padi yang merunduk. *tepuk pundak