Gelombang panas mencapai 50 derajat celcius terjadi di India beberapa hari belakangan. Akibatnya, lebih dari 1.100 orang tewas bahkan aspal pun sampai meleleh. Sebenarnya, gimana penjelasan gelombang panas India itu?
Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memiliki analisis ilmiah terkait kejadian ini. Fenomena gelombang panas di India terjadi karena perluasan pola musim panas.
"Beberapa hari yang lalu kita dikejutkan dengan fenomena aliran udara panas yang melanda India, di mana dilaporkan sekitar 1.100 orang meninggal dunia di wilayah Andrha, Pradesh dan Telanggana.Badan Meteorogi India mencatat suhu udara pada 26 mei 2015 mencapai 48 derajat celcius, bahkan hingga malam hari pun dilaporkan suhu udara tetap panas," kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG, A. Fachri Radjab mengawali penjelasannya, Kamis (28/5/2015).
Penyebab utama fenomena ini adalah terjadinya perluasan pola musim panas di India. Suhu udara naik sekitar 5 derajat celcius dari suhu yang seharusnya. Ketika melewati permukaan, suhu menyebar dan bertambah panas.
"Pada dasarnya aliran udara panas adalah sebuah pola musim panas yang meluas (extended summer), diindikasikan dengan suhu udara sekitar 5 derajat celcius di atas rata-rata suhu maksimumnya. Ketika aliran udara panas ini melewati permukaan daratan yang luas, maka terjadi interaksi yang pada akhirnya memperkuat aliran udara panas ini seperti yang terjadi di India," jelas Fachri.
"Dari analisa kami, aliran udara panas ini diperkirakan masih akan bertahan dalam 5 hari ke depan di sekitar wilayah utara dan timur laut India. Bagi warga Indonesia yang sedang berada di sana agar mewaspadai fenomena ini," imbuhnya.
Data paling terbaru, korban akibat gelombang panas di India sudah menembus angka 1.118 jiwa.
Pemerintah memberlakukan peraturan agar penduduk nggak keluar rumah, namun tetap saja masih ada masyarakat yang keluar dari rumahnya, hingga akhirnya terkena gelombang panas.