Ospek Kuliah Perikanan menjadi Novel Rindu Terpisah di Raja Ampat

Rabu, 22 April 2015 | 04:45
Hai Online

Ospek Kuliah Perikanan menjadi Novel Rindu Terpisah di Raja Ampat

Siapa sangka pengalaman ospek pada masa awal kuliah di Perikanan Universitas Brawijaya Malang berpuluh-puluh tahun silam dijadikan sebuah novel oleh penulis Kirana Kejora. Novel berjudul "Rindu Terpisah di Raja Ampat" mengajak kita menyelami keindahan laut timur Indonesia dan sekaligus juga mendalami kisah seorang Sarjana Perikanan yang terjebak dalam cerita cinta dan egonya sendiri.

"Banyak yang tidak tahu kalau saya ini bagian dari Sarjana Perikanan," ucap Kirana Kejora di acara Bedah Buku untuk novel terbarunya di Litbang Perikanan dan Kelautan, Ancol Jakarta, Rabu (22/4).

Seperti yang dibilang Kirana, meski menjadi lulusan perikanan, orang-orang lebih banyak mengenal kiprahnya di bidang kepenulisan sastra. Untuk itu, karena telah menjadi bagian dalam perjalanan hidupnya ia tetap berjanji akan menulis suatu karya yang dekat dengan dunia perikanan dan kebaharian.

"Ini karya fiksi, namun tujuh puluh persen ada saya di dalamnya. Saya mengunjungi Raja Ampat dan riset di sana untuk novel sastra ini," ucapnya ingin mengembalikan kenangan dunia pendidikannya dulu.

Menurut Kirana, bagian terfavorit dari novel ke-14 ini adalah bab Orientasi Pengenalan Hidup Kampus (Ospek) di Universitas Brawijaya, tempat kuliahnya dulu. "Pas ospek kuliah Perikanan itu, di sana saya terbentuk untuk menjadi mahasiswa yang akhirnya mengenal dunia kelautan, dan mau belajar sampai selesai," ucapnya lagi

Bagaimana pun, ada kemiripan antara Rindu (tokoh utama di novel tersebut) dengan penulisnya. Hanya saja, Rindu tidak benar-benar Kirana begitu juga sebaliknya.

"Yang saya tulis memang untuk diri saya sendiri, eh tapi ini bukan tentang saya tapi tentang Rindu karena kembali lagi ini karya fiksi," tegasnya.

Yang jelas, Rindu seorang Sarjana perikanan yang mengagungkan passion menulisnya terjebak dalam kisah di Raja Ampat. Masih ada yang belum terselesaikan antara Rindu dengan sosok lelaki yang merupakan seniornya saat Ospek di kampus dulu. Namun pertemuan di surga yang jatuh di timur Indonesia itu membuat ia merasakan lagi kisahnya dan menemukan berbagai rasa, konflik dan cerminan dirinya sendiri.

Menurut salah satu pembedah, Dr. Arif Satria, novel Kirana kali ini mengangkat aspek psikologis perempuan yang secara plot cerita, kisahnya tidak seperti tayangan kebanyakan film televisi (FTV). "Kirana ini penulis skrip FTV, tapi di Rindu Terpisah di Raja Ampat, endingnya nggak sama," katanya singkat saja.

Buat yang penasaran lebih lanjut dengan jalan ceritanya, ini ada kutipan dari belakang kover buku tersebut.

"Omne vivum ex oceanic. Kehidupan berasal dari laut. Kata-kata itu terus menguatkan langkah, membulatkan tekad, hingga aku merasa pada satu titik, bahwa, akulah laut. Badai gelombang kuterjang, bahkan aku berusaha menjadi sahabatnya, merangkul mereka yang menggulung. Dengan begitu aku menjadi akrab, dan tahu seperti apa memperlakukannya."

Kita sesekali memang butuh berhenti untuk mengerti, mengendap, tiarap, mengintai agar bisa berperang secara lihai. Sebab hidup ini adalah medan peperangan. Menang kalah sama saja, yang penting kita sudah berani menghadapi musuh besar... yaitu ego yang ada dalam diri kita.

Laki-laki mudah ditaklukan lewat mata, perempuan gampang ditaklukan dengan telinga. Nah, mau tahu terbukti atau tidak, baca bukunya aja!

Tag

Editor : Hai