Kalaulagi belajar kimia, coba, deh cari senyawa pemicu rasa cinta yang bertengger di kelenjar endoktrin kita. Senyawa kimia itu bernama Feromon. Tanyakan kepada guru, atau dokter langganan kalian, kalau senyawa itu bisa berfungsi mendatangkan perasaan nyaman di tubuh sehingga kita tetap tertarik pada satu orang yang sama.
Nah, dimulai dengan kontak mata, indera penciuman, lalu bersentuhan kulit, bibir (tentatif, coy), dan proses seterusnya yang membuat feromon terhubung sama jaringan-jaringan saraf di otak dan berfungsi mengatur emosi kita.
"Tapi sayang, kemampuan tubuh menghasilkan feromon yang sama akan berkurang setelah dua tahun atau 4 tahun," kata penulis buku Andrei Aksana membicarakan siklus feromon di acara peluncuran buku puisinya berjudul Senyawa : Karenamu Aku Menjadi Puisi. Buku puisi setebal 142 halaman itu diluncurkan penerbit Gramedia pada Minggu (18/1) lalu di Gramedia Pondok Indah Mall, Jakarta.
"Jadi jangan salahkan pasangan kalau setelah 4 tahun, rasa cinta itu berkurang atau hilang pada orang yang sama. Makanya bisa ada perselingkuhan dan orang yang suka sama orang yang lain lagi, makanya bersenyawalah sama orang pertama yang kita cintai," ajaknya membuat siklus feromon bertahan di antara pasangan kekasih.
Nah, buat yang belum faham betul. Andrei dalam kumpulan puisinya setelah "Angin Bersyair" itu, dia cuma ingin pembacanya nggak berhenti mencintai orang yang sama. Makanya, puisi-puisi yang disampaikan dalam buku "Senyawa" tersebut mengajak pembacanya untuk membuat persenyawaan dan menjadikan feromom siklus dalam berhubungan.
"Pembaca membaca buku puisi saya, mereka membacanya cepat. Hanya dalam semalam dua malam, habis dan menanyakan, mana lagi buku barunya? Makanya, saya coba upayakan buku ini ada. Kalau kita ingin bersatu maka jadilah senyawa," katanya ingin kita merawat cinta dengan menjadikan puisi sebagai media perenungan.Dengan begitu, meski telinga berbeda, setiap pasangan akan mendengar hal yang sama, begitu pun dengan mata berbeda, pasangan harus bisa melihat hal yang sama."Supaya pembaca yang mau mencintai orang yang sama, di harus mau juga melakukan hal-hal yang bersenyawa," paparnya lagi.Hetih Rusli, selaku editor buku Senyawamemandang karya Andrei yang ini berbeda dengan karya sebelumnya yang "Mencintaimu Pagi Siang Malam". Di sini, Andrei membicarakan cara-cara persenyawaan yang masuk ke dalam dirinya sehingga dijadikannya puisi."Kalau mengikuti kariernya, dia punya banyak cerita yang cinta banget, dia merangkai kata dan membuat pembaca susah menerangkan banyak hal, tapi di buku ini Andrei punya kekuatan dalam tulisannya yang bikin pembaca deg-degan," terangnya saat ikut peeluncuran.Tidak mengandalkan jurus atau formula tertentu dalam proses pembuatannya, Andrei mengakui menulis apapun akan ditujukan untuk pembacanya, karena itu fungsi sebagai pengarang tidak kental dilakukannya. Dia justru menjelma jadi pembaca itu sendiri.
"Saya berusaha menjadi terikat batin dengan pembaca, tidak menjadi sok cerdas tapi merasakan hal yang sama dengan mereka," ucap Andrei lagi.
Untuk itu, kalau membaca kumpulan puisi cowok pengarang lelaki Terindah ini, kita bukan Cuma merasakan nikmatnya jatuh cinta dan mencinta lagi, tetapi secara keseluruhan, setiap rasa kesedihan, pertama kali jatuh cinta, bertengkar, lalu kadang berpisah, keluar airmata, dan berdoa, semua itu mengembalikan banyak hal tentang mengulang rasa pada orang yang sama.
"Dan bab Sneyawa Kenangan, itu yang berbahaya. Paling berbahya, sebab dari kenangan selama 4 tahun misalnya, yang akan menentukan dia ingin balik lagi atau berpisah," tutupnya.