Yang namanya hubungan, konon ada aja masalahnya. Kadang, kalau sudah dirasa nggak cocok, putus adalah jalan yang dipilih. Sayangnya transisi status dari pacar jadi mantan nggak semudah itu buat sebagian orang. Ujung-ujungnya, banyak mantan yang berakhir jadi stalker.
Hmmm... pernah jadi korban stalker mantan yang nyebelin? Berikut ini cara menghadapinya
Pertama-tama, beri tahu dia baik-baik kalau kita terganggu dengan tindakannya tersebut. Tegaskan kalau kita sudah putus dan nggak nyaman atau nggak mau lagi menerima telepon, email, Whatsapp, dan pesan lainnya secara terus-terusan.
Jika menurut kita tindakan mantan sudah kelewatan, nggak ada salahnya untuk memberitahu orang lain terkait hal ini, misalnya kakak atau teman. Berikan juga bukti tindakannya tersebut. Selalu berikanupdateterkait tindakanstalkingini sehingga kita tahu ke mana harus mencari bantuan jika nantinya tindakan mantan tambah berbahaya.
Jika dia nggak menghiraukan teguran kita, baiknya lakukan langkah pencegahan dengan mem-block contactdia sehingga enggak bisa lagi menghubungi kita. Bisa juga denganblockTwitter atau Facebook jika dirasa hal tersebut membahayakan juga. Jika masih enggak berhasil, enggak ada salahnya untuk ganti nomor untuk meminimalisasi kemungkinan diganggu lagi.
Mantannggak hanya men-stalkkita melalui telepon atau sosial media. Bahkan, mulai melakukan tindakan ekstrem sepertimengikuti kita ke mana punkita pergi. Seperti pem-bully, stalkercenderung suka menyudutkan kita. Karena itu, usahakan untuk nggak terlalu sering sendirian. Setidaknya pastikan ada satu orang teman yang menemani kita jika ingin pergi.
Mungkin kita kesal, tapi dangan pernah menanggapi tindakanstalker. Feedbackdalam bentuk apapun, entah positif atau negatif, bisa membuat tindakannya makin menjadi-jadi. Apalagi jika kita marah-marah, bisa saja dia akan ikutan marah dan bisa melakukan kekerasan fisik.