Cewek Gemar Foto Selfie, Kejiwaannya Patut Dipertanyakan

Minggu, 09 Februari 2014 | 14:05
Rian Sidik (old)

Cewek Gemar Foto Selfie Kejiwaannya Patut Dipertanyakan

Perkembangan teknologi tidak hanya berimbas pada hadirnya sejumlahgadgetcanggih dan pesatnya akses informasi, tetapi juga berpengaruh pada gaya hidup penggunanya, salah satunya adalah perilakuselfie, yakni perilaku seseorang yang gemar mengabadikan dirinya sendiri.

Pose andalan saat melakukanselfieadalah ekspresi wajah bebek atau lebih dikenal dengan sebutanduck face,yakni memanyunkan bibir secara sensual dan menyipitkan mata, tujuannya sih supaya terlihat menggemaskan dan imut. Tetapi ternyata, di balik kebiasaan yang umumnya dilakukan oleh perempuan ini, terungkap temuan yang menyebutkan bahwa bisa jadi orang yang melakukannya terganggu secara mental.

Menurut sebuah penelitian psikologi yang dirilis di sebuah situsAntiduckface.comsecara lugas menyatakan bahwa orang yang mengambil fotonya sendiri dengan ekspresi wajah sengaja dibuat untuk mengecoh perhatian, seperti salah satunya memajukan bibir, kemungkinan besar memiliki gangguan jiwa.

Komentar serupa juga dituturkan oleh Dr Pamela Rutledge, Director Media Psychology Research Centre, seperti dikutip dariMashable.com, "Berkaca dan memotret diri sendiri atauselfieadalah dua hal yang berbeda. Dengan mematut diri di depan kaca menimbulkan pergerakan yang nyata, sedangkanselfielebih kepada imaji yang Anda ciptakan sendiri demi mendapatkan perhatian dari orang lain. Hal yang demikian menunjukkan seseorang yang kesepian, butuh pengakuan, selalu ingin menjadi pusat perhatian dan biasanya tidak terlalu pintar."

Pose dengan ekspresi wajah bebek ini menunjukkan rendahnya kepercayaan diri dengan wajah natural dan takut tidak terlihat menarik. Memang benar, poseduck facedapat menyamarkan kekurangan wajah, tetapi bukan berarti Anda terlihat lebih memikat!

Bahkan kebiasaan berpose seperti wajah bebek, untuk kemudian diedit menggunakanfilteryang biasanya langsung tersedia pada beberapa aplikasi media sosial, menurut Dr Pamela, merupakan pemicu terciptanya gaya hidup pencitraan, di mana sejumlah orang menciptakan tuntutan pada diri sendiri untuk mendapatkan penilaian terbaik dari publik terhadap mereka.

Sumber: Kompas.com

Editor : Rian Sidik (old)