Mengontrol hidrasi tubuh, perlu ada yang namanya re-hidrasi. Dimana cairan tubuh yang hilang mendapat asupan pengganti. Menurut dr. Hario, takarannya mudah saja. Kalau kegiatan aktivitas atau olahraga hanya berkisar 20-40 menitan, air mineral saja sudah cukup menggantikan cairan tubuh yang hilang.
"Tapi tadi, jika durasinya panjang, cairan yang hilang bukan cuma air tapi Kalium, Natrium dan lainnya pun turut hilang. Ion supplying harus ada untuk mengembalikannya lagi," jelas dokter yang juga pelari professional ini di acara Preskon #Saferunning Pocari Sweat Run Jakarta, Rabu (7/5) lalu.
"Dan perlu diingat, 8 gelas per hari pun itu nggak benar. Semua disesuaikan dnegan berat badan kita. Kalau kurus dan dia suka lari marathon berkilo-kilo, minum sedikt pun nggak masalah," tambahnya. Secara normal, bagi pelari yang mengikuti lari sejauh 5K atau 10K, biasanya setiap 2,5K mengonsumsi air mineral, atau jika berat gantikan ion yang terbuang dengan minuman isoronik. Nggak perlu banyak, cukup 200 ml saj setiap kali tubuh membutuhkannya. Dalam jarak sdelanjutnya lakukan hal yang sama, yaitu tiap 1,5K atau 2,5K sekali.
Ivan Tigana, selaku Product Marketing Manager Pocari Sweat menambahkan cara tepat dan nikmat mengonsumi minuman isotonik. Simpelnya jika dilakukan saat berlari, berhentilah di Hydration Point, dimana tersedia minuman pengganti cairan tubuh yang hilang.
"Minum isotonik yang benar adalah dalam keadaan sejuk. Itun sesuai sama gastik empoying dimana tubuh bekerja dalam suhu yang tinggi, minuman yang mudah diserap ya yang dingin," katanya.
Dr. Hario mencontohkan, semua pelari profesional pun biasanya minum minuman bersuhu dingin, katanya biar ketika masuk ke lambung mudah diserap tubuh.
"Nggak usah pecaya air dingin itu bikin gendut, ya konsumsinya sebanyak 200cc aja, itu bisa mengembalikan performa kita. Tapi ada juga yang kurus kayak saya, minum dikit udah seger lagi," terangnya.
Let's run safely deh!