A- Z Filosofi Cinta

Jumat, 10 Januari 2014 | 11:10
Hai Online

A Z Filosofi Cinta

Jatuh cinta itu indah. Bikin bibir selalu tersenyum, bikin jantung nggak berhenti ser-seran! Uuh, ada apa di balik cinta?

Katanya, orang kalo lagi jatuh cinta tuh kayak orang lagi mabok, jack. Perasaan terbang tinggi, pikiran melayang jauh.Cuma meski setiap orang pernah merasakan cinta, yang tau apa cinta itu sebenernya nggak banyak. Karena cinta sulit untuk dideskripsikan dengan kata-kata? Atau barangkali karena cinta lebih asik dirasakan ketimbang dibicarakan? Nggak tau juga. Hmm, gimana kalo kita coba selidiki sama-sama apa itu sesungguhnya cinta?

Love is a chemical addiction....Ini pepatah asing yang selalu diucapkan orang kalo dapet pertanyaan apa itu cinta. Nggak salah. Soalnya menurut penelitian para ahli kesehatan, di dalam tubuh orang yang sedang jatuh cinta emang ditemukan reaksi-reaksi kimia yang nggak biasanya terjadi.

Yap, ketika seseorang sedang jatuh cinta, produksi dopamine (sejenis zat di dalam otak yang membuat perasaan jadi seneng, RED.) dan norepinephrine (sejenis zat di dalam otak yang menyebabkan adrenaline rush danheart racing, RED.) ternyata meningkat hingga dua kali lipat. Gitu juga dengan produksi hormon estrogen (pada cewek) dan hormon testosteron (pada cowok), membludak!

Nah, akumulasi dari semua reaksi kimia ini terjadilah yang namanya euphoria tak berujung. Euphoria yang menipu mata dan pendengaran kita, hingga bikin segala yang diliat dan didengar jadi terasa selalu indah tanpa cela!

Kalo menurut "peta"-nya, cinta itu selalu dimulai dari panca indera. Misalnya, mata ngeliat sesosok cewek cantik bin sexy. Apa yang diliat oleh mata lalu diantarkan ke otak. Next, otak pun meneruskan "antaran" mata tadi ke perasaan, hingga akhirnya perasaan meresponnya sebagai sebuah bentuk keindahan yang selalu ingin dinikmati setiap saat.

Atau, ketika telinga mendengar cerita seru tentang seorang cewek yang katanya memiliki daya tarik sekuat gravitasi bumi. Ujung-ujung saraf yang ada di telinga bakal mengirim rangsang ke otak, lalu membuat otak "menggelitik" perasaan sampe jadi penasaran berat. Ujung-ujungnya, kita pun jadi nggak tahan untuk mencari sosok yang spesial itu.

Kalo udah sampe taraf kenalan dan pedekate, yang terjadi kemudian ya reaksi kimia seperti dijelasin di atas itu. Makanya semakin hari perasaan semakin....

Penyebabnya karena perasaan udah bercampur dengan logika! Saat hubungan cinta udah makin dalem, semua euphoria yang dirasakan ketika cinta pertama kali datang biasanya mulai luntur pelan-pelan, brur. Sebab di saat ini cinta mulai berubah makna. Bukan sekadar buat seneng-seneng belaka. Tapi udah timbul keinginan buat saling memiliki secara utuh, di mana itu artinya toleransi mulai harus bekerja. Perhatian dan pengertian pegang kendali lebih gede!

Ini jelas situasi yang kurang enak buat dijalani. Pasalnya namanya juga toleransi, keles pasti terjadi. Apa yang kita mau bisa jadi nggak sama dengan apa yang pacar mau. Apa yang kita suka mungkin justru bikin pacar bete. That's why akhirnya harus ada yang dikorbankan. Dan pengorbanan di mana-mana emang selalu menyakitkan bukan?

Jawabannya udah pasti nggak. Lha, gimana mau ngeberhentiin kalo datengnya aja nggak bisa diprediksi? Satu-satunya yang bisa kita lakukan cuma menggiring cinta itu berjalan di relnya, dan meminimalisir tolerasi cinta yang bikin sakit. Caranya? Biarkan cinta datang dan pergi sesuka hatinya. Jangan maksain diri buat mengenggam cinta, jangan maksain diri buat mencari cinta. Just wait, then nikmati aja semua perbedaan yang ditimbulkan oleh cinta.

Huaah...! Pusing nggak lo bacanya? Kalo pusing, mendingan nggak udah dipikirin lagi. Soalnya kalo masih dipikirin juga dijamin bakal bikin makin semaput.Tapi ya emang begitu itu filosofi cinta. Bikin bingung, bikin bengong! Jadi kesimpulannya balik ke pertanyaan awal. Mungkin cinta emang sulit untuk dideskripsikan dengan kata-kata dan lebih asik dirasakan ketimbang dibicarakan.

Tag

Editor : Hai