Ngebir, Jamu Anti Stress?

Senin, 05 Mei 2014 | 14:42
Rian Sidik (old)

Ngebir Jamu Anti Stress

Selain jadi sebuah gengsi, konon bir dijadikan sebagai "jamu" buat menghilangkan penat di sekolah. Apalagi buat mereka yang baru menjalani Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Seperti yang telah dilakoni oleh Achit sejak masih berstatus pelajar SMP.

"Gue ngebir buat ngilangin stres, sih. Apalagi, kalau tugas sudah numpuk. Ya, satu-satunya cara, gue ngebir sambil ngerjain tugas," ucap mantan siswi sebuah SMA negeri di kota Bandung.

"Tapi nggak sering-sering banget. Paling sebulan dua kali," tambah cewek yang doyan nongkrong di Rocca and Co, Bandung.

Wah, masa sih?. Karena menurut Thomas Kash, PhD, asisten profesor Farmakologi dari University of North Carolina School of Medicine, anggapan kalau alkohol itu jamu anti stress sangat salah besar.

"Kami tidak hanya melihat bahwa alkohol merugikan emosional saja. Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana alkohol menggangu fungsi sirkuit otak yang sangat spesifik," ucap sang peneliti.

Oke, lupakan soal itu. Karena kalau sudah ngomongin bujet, Achit nggak main-main.

Dia rela menghabiskan dana sebesar Rp 500.000 untuk sekali buka botol. Well, khusus yang ini, dia nggak jarang mengajak teman-temannya buat "membantu" menghabiskan minuman.

Beda lagi dengan Argi. Kebiasaannya ngebir sejak SMP membuat hidupnya jauh lebih bergairah. Ibaratnya, nggak ada bir, nggak asik!

"Bir itu minuman yang hidup menurut saya. Nggak ada alasan khusus, memang saya suka. Rasa lega yang saya dapatkan, saat minum bir. Ngobrol, meeting, kerja bebas sih lagi ngapain aja. Selama ada bir, aktivitas makin lancar," tegas cowok yang biasanya meneguk bir impor dan dalam negeri ini.

Tapi nggak cuma happy-happy saja. Karena ia sempat jatuh sakit selama seminggu lantaran menegak terlalu banyak sloki bir yang takarannya melebihi dosis biasa.

"Gara-gara kebanyakan, saya sampe teler dua hari nggak bangun-bangun. Sempat diopname, tapi akhirnya saya pulih lagi," tambah Argi.

Editor : Rian Sidik (old)