Doktrin Kekompakkan Ala Geng Motor

Selasa, 18 Juni 2013 | 02:56
Rian Sidik (old)

Doktrin Kekompakkan Ala Geng Motor

Sebut saja Argo, (Nama Samaran-RED), sejak duduk di kelas IX SMP di Bandung, cowok yang baru berusia 16 tahun ini sudah mengenal geng motor XTC Bandung dari kakaknya yang juga simpatisan geng ini. Awalnya, rasa ingin tahu yang tinggi membuat Argo tertarik untuk bergabung di tahun 2010, namun semakin lama ia merasa nyaman untuk menghabiskan waktunya bersama teman-teman di geng ini.

"Sebelumnya memang nggak terlalu tau XTC itu kaya gimana, tapi setelah masuk, enjoy kok, kerasa banget rasa kekeluargaannya, saling berbaginya ada," katanya santai. Bahkan, Argo juga mengaku kalau di XTC iya lebih nyaman untuk berkomunikasi atau berbaur dibandingkan di sekolahnya.

"Biasanya sih kita nongkrong, sharing pengalaman. Terkadang juga kebut-kebutan, tapi ya balik lagi ke diri masing-masing," tuturnya.

Nggak jarang, Argo dan teman-temannya berpapasan dengan geng lain di jalanan. Kalau sudah begitu, hampir pasti bentrok fisik nggak bisa dihindari. Aksi senggol-senggolan di jalan,ejek-ejekan, sampai ujungnya berantem kerap terjadi.

Bahkan kadang, Argo dan teman-temannya membawa senjata tajam seperti samurai saat konvoi, katanya sih untuk jaga-jaga jika terjadi bentrok antar geng. Mau cerita lengkap tentang Argo dan anggota geng motor lainnya? Baca kelanjutannya di Hai Magazine edisi 24, yang terbit minggu ini.

Tag

Editor : Rian Sidik (old)