Bandel, selalu ingin tahu, Tesa sudah mencoba merokok sejak kelas SD. Saat kelas 3 SMP, dia sudah mulai menggunakan heroin dengan cara di drag (bakar) dan sniff (hisap). Seiring berjalannya waktu, toleransi badannya pun bertambah. Dosis yang harusnya cukup bikin teler, lama-lama nggak mempan lagi buatnya.
"Satu paket jadi nggak berasa, dua paket, kurang, tiga paket , kok boros ya? Baru inget ada temen yang nyuntik, kepikiran dan akhirnya nyoba. Entah kenapa, baru pertama nyoba dan langsung kena (vena). Kena pisan," ceritanya sambil mengingat kejadian yang mengubah hidup itu. Lucu memang, niatnya untuk "irit" malah membawanya jatuh jauh, makin jauh ke dalam sebuah lubang antah berantah.
Rasa nikmat yang dirasakannya ternyata nggak bertahan selamanya. Karena akhirnya perlahan tapi pasti hidupnya berantakan. Nggak cuma hubungannya dengan teman, dan keluarga, tapi kesehatannya juga mulai terancam. Tapi ini nggak ada apa-apanya, sampai Tesa tahu fakta baru tentang dirinya yang terpapar HIV.
Carti tahu kisah selengkapnya di HAI no. 48 yang terbit minggu ini!