Kenapa Kita Harus Berkeringat?

Kamis, 31 Oktober 2013 | 10:33
Hai Online

Kenapa Kita Harus Berkeringat

Hidup kita itu udah deket banget sama yang namanya smartphone. Manggil temen tinggal pencet nomornya, ngePING!!! terus kirimin stiker deh, negur temen juga tinggal mention di twitter, ngelongok temen tinggal nge-path, mau tau jalanan macet apa nggak? Tinggal buka aplikasi. Kita jadi malas.

Menurut penelitian, smartphone itu sarana yang saat ini dimiliki oleh banyak orang, tapi sayangnya produk itu dapay menjadikan salah satu alasan seorang malas untuk bergerak. Bahkan, data membuktikan bahwa saat ini, terdapat 269 juta pengguna ponsel di Indones, dan yang mencengangkan 69 persennya aktif berinternet saat mereka sedang berada di tempat tidur. Padahal rata-rata orang sudah menghabiskan waktu mengakses internet sampai dengan 5,7 jam setiap harimnya. Dengan 96 persen tadi, kegiatannya habis di media sosial.

Pokoknya semua kegiatan dari pagi sampai malam kita jadi deket banget sama gadget, smartphone kita terutama. Terus kapan kita bergeraknya, kapan beraktivitas fisik nggak cuma jempol doang, tapi kepala sampai kaki juga bergerak, dan mereka berkeringat?

Anjuran dokter, di usia 15-18 tahun ini, kita emang diharuskan beraktivitas fisik minimal 60 menit setiap harinya. Kurang dari itu, siap-siap kekurangan banyak hal, baik perkembangan fisik, psikis, atau perkembangan akademis. Duh!

"Anak yang aktif bakal lebih baik dalam academic achievement-nya. Saraf mereka bekerja lebih baik, bahkan saat berkeringat ada banyak zat yang dapat membantu tubuh kita jadi feel good, dan bahagia. Jadi, setiap aktivitas kita bakalan jauh dari stres," kata dokter Andi Kurniawan, SPKO saat meluncurkan program "Go Sweat, Go Ion" bareng Pocari Sweat dan brand ambassador JKT48, di Jakarta, Kamis (30/10).

Karena itu, Pocari Sweat melalui gerakan "Go Sweat Go Ion" itu mengajak kita untuk mau beraktifitas fisik. Nggak usah jauh-jauh dulu, dari yang udah dekat saja dulu, yaotu smartphone yang selama ini jadi gaya hidup kita sehari-hari.

"Lewat digital game ini, semoga generasi muda Indonesia dapat menjadi lebih aktif bergerak, dan nggak takut verkeringat, katena Pocari Sweat bakal mengganti ion mereka yang habis," kata Richard Ricky, selaku Head of Marketing PT Amerta Indah Otsuka sekaligus mempromosikan game Augmented Reality-nya.

Game ini, menurutnya bisa menjadi sarana olahraga yang fun sekaligus game yang bikin kita nggak bete sekaligus nggak malas lagi.

"Kegiatan game ini melibatkan aktivitas fisik. Jadi bermain salah satu gameny sama aja dengan beraktivitas fisik seperti yang dilakukan dengan posisi duduk sambil bermain drum, itu setimpal dengan membakar 60 sampai 80 kilokalori per jam. Kegiatan ini jelas memberi manfaat untuk kesehatan dan dapat membantu menghilangkan stress karean tiper permainan yang menyenangkan," kata Dr Andi menimpali lagi.

Dia juga menyebutkan satu penelitian lagi di London, yaitu membandingkan aktivitas fisik supir bus "Double Decker" dan kondekturnya. Ternyata menjadi supir bus lebih berisiko terserang penyakit daripada seorang kondektur yang harus bergerak aktif mengakomodir tiket penumpang di bawah sampai ke bus lantai satu.

Jadi, pilih aktif atau pasif?

Editor : Hai