Ujian nasional (UN) tingkat SMA/MA/SMK dan sederajat masih dan akan berlangsung dilaksanakan untuk menentukan kelulusan bagi para warga putih abu-abu di seluruh nusantara. Sebagian besar masih deg-degan, bahkan orangtua, guru, dan ehem pacar kita juga mungkin ikut merasakan hal yang sama.
Seperti yang banyak diberitakan media, memang UN 2013 ini yang paling bikin deg-degan dan kontroversial dibanding pelaksanaan UN 5 tahun terakhir. Salah seorang pengamat UN sekaligus Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti sampai berkomentar keras soal pelaksanaan UN yang menurutnya sudah kacau ini.
"Sudah Pak Presiden, tidak perlu ada UN tahun depan. Ini adalah UN yang terakhir. UN ini gagal pelaksanaannya," kata Retno saat jumpa pers terkait pelaksanaan UN di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta, Selasa (16/4) kemarin.
Padahal sudah 48 tahun lamanya lho, warga negara Indonesia mengenal ujian kelulusan ini. Dulu, namanya bermacam-macam, tetapi dengan mengusung tujuan yang sama, yaitu lulus dari jenjang satu untuk melanjutkan ke jenjang lainnya. Katanya UN belum mampu memperbaiki kualitas pendidikan secara signifikan.
Kalau mengenal sejarahnya, Ujian Nasional (UN) yang dikenal sekarang ini, awal bernama Ujian Negara pada tahun 1965-1971, lalu sempat diambil alih oleh sekolah dan disebut Ujian Sekolah pada tahun 1972-1979. Mulai tahun 1980-2000, Ujian Sekolah diganti oleh Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) dengan dalih mengendalikan mutu pendidikan nasional dan kembali dijalankan oleh pusat.Baru memasuki periode 2001-2004, Ebtanas berubah nama menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Kemudian, mulai 2005 hingga saat ini, nama UN yang digunakan dengan perbedaan aturan seperti adanya nilai batas kelulusan untuk tiap mata pelajaran dan rata-rata nilai serta menggabungkan dengan akumulasi nilai rapor dan ujian sekolah.Mau seperti apa pun nama UN, sebaiknya kitya belajar bukan hanya untuk ujian, tapi untuk menguasai suatu hal atau lebih sehingga bukan nilai yang dikejar tapi ilmu pengetahuan yang digenggam.
Terus semangat anak muda Indonesia!